kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan angka kemiskinan, pemerintah design perlindungan sosial komprehensif


Kamis, 25 Oktober 2018 / 06:40 WIB
Tekan angka kemiskinan, pemerintah design perlindungan sosial komprehensif
Kementerian Sosial Kembangkan Sistem Rekonsiliasi PKH Online


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan Jokowi-JK serius menggarap strategi kebijakan pengurangan kemiskinan dan ketimpangan yang bertujuan untuk pengurangan beban orang miskin serta peningkatan pendapatan orang miskin dan rentan yaitu 40% penduduk terbawah.

“Strategi disusun dengan membangun sistem perlindungan sosial yang komprehensif salah satunya melalui restrukturisasi bantuan sosial melalui perluasan cakupan dan peningkatan desain program,” kata Direktur Jenderal perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat dalam keterangannya, Rabu (24/10).

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2018 adalah 25,95 juta penduduk, turun 630 ribu penduduk dibandingkan September 2017 sebesar 26,58 juta penduduk. Turun 1,82 juta penduduk dibandingkan Maret 2017 sebesar 27,77 juta penduduk.

Persentase penurunan kemiskinan turun menjadi 9,82 % pada Maret 2018 dari 10,12 % pada September 2017 atau dari 10,64 % pada Maret 2017.

Harry menjelaskan, capaian ini menurut BPS disebabkan bansos tunai meningkat 87,6 %. Jumlah penerima PKH tahun 2017 sebanyak 6 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan meningkat hingga 10 juta KPM tahun 2018, pada tahap I bulan Februari dan tahap II bulan Mei telah disalurkan tepat waktu sebanyak 98,7% dan penyaluran program beras sejahtera (Rastra) dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) pada kuartal I 2018 sekitar 95% telah dilaksanakan sesuai jadwal.

Menurut Harry, salah satu program prioritas nasional untuk penanganan kemiskinan adalah Program Keluarga Harapan (PKH).

Ada lima tujuan PKH yaitu meningkatkan taraf hidup KPM, mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan keluarga miskin dan rentan, menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam mengakses layanan kesehatan, pendidikan serta kesejahteraan sosial, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan, dan mengenalkan manfaat produk dan jasa keuangan formal kepada KPM.

Pada era pemerintahan Jokowi-JK tahun 2014, cakupan jumlah KPM mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2015 menyasar 3,5 juta KPM kemudian cakupan terus diperluas pada tahun 2016 menjadi 6 juta KPM dan tahun 2018 meningkat signifikan menjadi 10 juta KPM.

“Tahun 2014 anggaran bansos PKH sebesar 5,6 triliun. Presiden Jokowi menjadikan PKH sebagai program prioritas nasional dalam upaya penanggulangan kemiskinan, sehingga  anggaran bansos PKH meningkat tajam pada tahun 2018 menjadi 19,4 triliun,” papar Dirjen.

Badan Kebijakan Fiskal merilis efektifitas bansos pada tahun 2014 – 2015, Program Keluarga Harapan (PKH) dinilai paling efektif dalam menurunkan gini ratio (-0,04) dan penurunan angka kemiskinan (-0,15), walaupun anggaran lebih kecil dari bantuan sosial dan subsidi lainnya, PKH berdampak paling besar terhadap penurunan gini ratio dan angka kemiskinan. “Hal ini menjadi salah satu pertimbangan perluasan sasaran KPM,” tutur Harry.

Inovasi Penyaluran PKH secara non tunai menggunakan kartu kombo yang dinamakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). dikeluarkan Himpunan Bank Negara (Himbara). “Keuangan inklusif pembayaran melalui rekening tabungan Bank Himbara, KKS mempunyai fungsi ganda yaitu menjadi Tabungan dan Dompet (e-wallet),” terangnya.

Untuk itu pemerintah sejak tahun 2016 sudah melakukan upaya mengintegrasikan program-program bantuan sosial dalam kerangka kebijakan perlindungan sosial secara komprehensif. KKS dapat difungsikan untuk terbangunnya komplementaritas program bantuan sosial dan subsidi yang dibutuhkan bagi keluarga miskin dan rentan.

KPM PKH sejak tahun 2015 pada umumnya sudah mulai mendapatkan bantuan komplementer lainnya, yaitu Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Selain itu, pada tahun 2016 KPM PKH mendapatkan bantuan Beras Sejahtera (Rastra) ataupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Dengan dukungan komplementaritas ini selain membantu perekonomian KPM PKH juga memberikan motivasi kepada anak KPM PKH menjadi anak yang berprestasi,” tandasnya.

Untuk menjangkau KPM di seluruh Wilayah Indonesia, Himbara meluncurkan teknologi interoperability yang memfasilitasi KPM untuk mencairkan bantuan tanpa biaya administrasi. Himbara juga menyediakan fasilitas ATM dengan Logo “Himbara” dan saat ini telah diperluas ke ATM yang berlogo “LINK”.




TERBARU

[X]
×