kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tarif listrik bakal terus naik


Selasa, 01 Oktober 2013 / 07:09 WIB
Tarif listrik bakal terus naik
ILUSTRASI. Tak Boleh Asal, Begini Cara Mengganti dan Membersihkan Substrat Akuarium


Reporter: Asep Munazat Zatnika, Adisti Dini Indreswari, Tendi Mahadi, Francisca Bertha Vistika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Walau pemadaman listrik makin sering, hari ini, pemerintah kembali menaikkan tarif listrik sekitar 3% untuk keempat kalinya di tahun ini. Alhasil, tahun ini tarif listrik rata-rata sudah naik 15%. Ada yang naik 14% dan ada pula yang naik sampai 30% dibandingkan tarif listrik awal tahun. Rupanya, kenaikan itu akan berlanjut minimal hingga tahun depan.

Kemarin (30/9), pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat mencabut subsidi listrik bagi industri menengah (I.3) dan industri sangat besar (I.4). Asal tahu saja, dari 10.600 pelanggan I.3, ada sekitar 371 perusahaan bakal tak lagi dapat subsidi lantaran sudah berstatus go public.

Sedangkan di golongan I.4, ada 61 perusahaan. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyebutkan, perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki keuangan yang sehat dan tak perlu lagi mendapat subsidi.

"Kebijakan subsidi ini bisa berubah jika Komisi VII DPR menolak pencabutan subsidi ini," katanya, kemarin. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga berketetapan menaikkan tarif listrik dengan skema yang sama seperti tahun ini. Yakni, kenaikan sekitar 15%, dibebankan pada empat golongan pengguna listrik, dan naik secara bertahap per kuartal. "Tarif listrik sekarang ini masih di bawah biaya produksi PLN," ujarnya.

Tentu saja, kondisi ini bakal semakin menekan industri. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat menyatakan, jauh-jauh hari, pebisnis tekstil dan produk tekstil (TPT) sudah mengantisipasi kenaikan TTL ini. Namun, tetap saja beban biaya membengkak lebih tinggi dari perkiraan.

Sebab, ada juga kenaikan gaji karyawan, harga bahan baku ikut dan transportasi ikut naik. Kurangi jam buka mal Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Handaka Santosa menyatakan, kini pengusaha mal atawa pusat belanja sedang merundingkan dua opsi untuk mengantisipasi dampak buruk kenaikan tarif listrik.

Pertama, menaikkan service charge pada penyewa. Kedua, mengurangi jam operasional mal, dari sebelumnya 10.00-22.00 menjadi 11.00-20.00. Sejak awal tahun, service charge di pusat belanja sudah naik 10%. Kuartal ini mungkin naik lebih tinggi lagi.

"Hingga akhir tahun, total kenaikan service charge bisa sekitar 20%," jelas Handaka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×