kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Tarif AS-China Turun Sementara, Ekonom: Positif bagi Rupiah dan Ekonomi Indonesia


Selasa, 13 Mei 2025 / 11:03 WIB
Tarif AS-China Turun Sementara, Ekonom: Positif bagi Rupiah dan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta, Selasa (3/9/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China menyepakati pemangkasan tarif impor produk masing-masing negara selama 90 hari ke depan.

Kesepakatan ini dinilai bisa meredakan ketegangan global dan memberi angin segar bagi perekonomian Indonesia.

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, hasil perundingan dagang di Swiss antara kedua negara merupakan langkah positif.

Baca Juga: Kesepakatan Dagang AS-China Dinilai Positif, Dorong Stabilitas Rupiah dan Ekspor RI

“Perundingan antara China dan AS di Swiss merupakan progress bagus. Ini positif bagi ekonomi dunia dan Indonesia. Ketidakpastian global akan mereda, rupiah akan makin stabil,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).

Menurutnya, kestabilan nilai tukar sangat krusial saat ini, mengingat Indonesia harus melakukan refinancing utang yang jatuh tempo pada Juni 2025 sebesar Rp 800 triliun, serta rencana penerbitan utang baru senilai Rp 600 triliun–Rp 800 triliun tahun ini.

Wijayanto memprediksi, pemangkasan tarif tersebut bisa saja menjadi kebijakan permanen.

“Saya berharap dan menduga, tarif AS untuk produk China sebesar 30% dan tarif China untuk produk AS sebesar 10% selama 90 hari itu pada akhirnya akan dipermanenkan,” ujarnya.

Baca Juga: Rupiah Spot Lesu ke Rp 16.660 Selasa (13/5) Pagi, Tertekan 3 Hari Beruntun

“Sementara untuk negara lain, saya duga tarif ekspor ke AS juga akan dipatok permanen di level 10%.”

Ia juga menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam negosiasi dagang Indonesia dengan AS. “Lebih baik menunggu perkembangan. Jangan sampai overshooting deal terlalu cepat tetapi hasilnya kurang optimal,” tegasnya.

Sebagai informasi, tarif tinggi sebelumnya diberlakukan pada Januari setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif 145% atas impor dari China. Sebagai balasan, China menetapkan tarif 125% terhadap produk AS.

Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp 16.534 Per Dolar AS Hari Ini (12/5), Mata Uang Asia Bervariasi

Setelah pertemuan dagang selama akhir pekan di Swiss, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumumkan bahwa kedua negara sepakat menurunkan tarif secara timbal balik sebesar total 115%.

Kini, tarif AS atas produk China dipangkas menjadi 30%, dan tarif China atas produk AS menjadi 10% untuk jangka waktu 90 hari.

Selanjutnya: 3 Peringatan Penting untuk Bahlil Sebelum Hentikan Impor BBM dari Singapura

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok 14-15 Mei, Provinsi Ini Status Siaga Hujan Sangat Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×