Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Setelah melakukan pemangkasan anggaran, pemerintah kini pesimistis terhadap target pertumbuhan ekonomi tahun 2016. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, target pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,2%.
Namun Menteri keuangan Sri Mulyani mengaku pihaknya telah melakukan evauasi terhadap kondisi ekonomi terkini. Hasilnya, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2016 ini hanya akan mencapai 5,1% saja.
Hal itu disebabkan ada beberapa komponen pembentuk pertumbuhan yang perkembangannya di bawah ekspektasi. Beberapa di antaranaya adalah konsumsi pemerintah, yang diperkirakan hanya akan tumbuh 3% saja. Padahal, dalam APBN-P 2016 pertumbuhannya diperkirakan sebesar 4,8%.
Begitupun untuk komponen lainnya seperti konsumsi rumah tangga yang akan turun karena dampak dari pemotongan belanja pemerintah. Juga dengan pertumbuhan investasi yang ditandai dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto akan tumbuh di bawah ekspektasi.
Menurutnya, diperlukan pertumbuhan investasi hingga 11% agar pertumbuhan melonjak tinggi. Namun, beberapa sektor ekonomi yang mendorong investasi sudah mengalami overheating, sehingga tidak bisa tumbuh lebih besar.
"Padahal, kami berharap penurunan pertumbuhan dari komponen lainnya bisa dikompensasi oleh PMTB," kata Sri Mulyani, Kamis (1/9) di Jakarta.
Komponen lainnya adalah ekspor-impor tidak bisa menjadi harapan pemerintah. Sebab, pelemahan ekonomi global dan rendahnya harga komoditas dunia akan menekan permintaan untuk komoditas ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
