Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah Indonesia terus mendorong transformasi ekonomi menuju negara industri dengan menargetkan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai lebih dari 20%.
Langkah ini dianggap sebagai kunci untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan negara berkembang dan memperkuat fondasi ekonomi nasional untuk menjadi negara industri (maju).
Baca Juga: Ekonomi Kuartal II 2025 Didorong Industri Pengolahan hingga Pertambangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa kontribusi industri pengolahan saat ini telah mencapai 18,67%, namun belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri secara definitif. Ia menyampaikan hal ini saat membuka Rapat Kerja Nasional dan Evaluasi Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Semester I Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (6/8/2025).
“Kita baru masuk menjadi negara industri kalau kontribusi dari industrinya di atas 20%. Jadi ini target kepada seluruh Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK untuk mendorong investasi dan meningkatkan kontribusi sektor industri pengolahan kepada PDB,” ungkap Menko Airlangga dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (6/8/2025).
Salah satu indikator positif yang mendorong optimisme adalah peningkatan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,99% (yoy) pada Kuartal II-2025. Kinerja ini turut mendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,12% (yoy). Peningkatan investasi juga tercermin dari perkembangan KEK di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan KEK untuk Proyek DME Batubara, di Mana Lokasinya?
Menko Airlangga yang juga Ketua Dewan Nasional KEK dalam Rapat Kerja Nasional dan Evaluasi Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Semester I Tahun 2025, di Jakarta, Rabu (6/08) menjelaskan, kehadiran KEK dan kawasan industri strategis seperti Morowali dan Bantaeng di Sulawesi telah memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah, bahkan melampaui rata-rata nasional.
Ia juga berharap dalam pengembangan semua KEK di Indonesia dapat mempunyai keterkaitan dengan target pertumbuhan ekonomi, kontribusi terhadap PDB, dan investasi tambahan.
“Kita berharap bahwa KEK ini bisa menjadi pengungkit pertumbuhan perekonomian nasional. Arahan Bapak Presiden bahwa dalam tiga tahun ke depan pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 8%. Kuncinya hanya dua, kesatu adalah KEK, dan kedua digitalisasi. Tidak ada pengungkit yang bisa lebih cepat mengakselerasi ekonomi daripada dua sektor tersebut,” pungkasnya.
Selanjutnya: Simak Rekomendasi Saham Terkait Emas dari Sinarmas Sekuritas Hari Ini (7/8)
Menarik Dibaca: Simak Rekomendasi Saham Terkait Emas dari Sinarmas Sekuritas Hari Ini (7/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News