kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Tantangan Global dan Internal Menghadang BUMN


Rabu, 12 Juni 2024 / 00:27 WIB
Tantangan Global dan Internal Menghadang BUMN
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) menabuh drum didampingi Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kiri) dan Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari (kanan) pada puncak peringatan 26 tahun Kementerian BUMN di Plaza Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (5/5/2024). Acara yang mengangkat tema Merayakan Kehangatan tersebut bertujuan untuk memperkuat ikatan komunitas dan rasa kekeluargaan di antara seluruh pegawai Kementerian BUMN dan BUMN. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - DEPOK. Badan usaha milik negara (BUMN) masih bisa menorehkan kinerja yang positif di masa mendatang. Meski demikian, perusahaan pelat merah harus menghadapi tantangan global dan internal yang bisa berdampak terhadap kinerja mereka.

Selain persoalan utang, sejumlah kasus korupsi yang terkuak juga menjadi bukti transformasi bisnis dan pengelolaan keuangan harus terus BUMN perkuat. Toto Pranoto, Associate Director BUMN Research Group (BRG) Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia menyebutkan, posisi keuangan BUMN fluktuatif tapi dengan tren positif empat tahun terakhir.

"BUMN memiliki total aset terbesar di tahun 2021 dan bertumbuh sebesar 8% dari tahun 2020, karena adanya peningkatan aset lancar dan juga pertumbuhan aset lembaga keuangan dan aset investasi subsidiaries," katanya dalam seminar bertajuk Analisis Kinerja BUMN 2024 dan Prospek BUMN Masa Depan, Selasa (11/6).

Menurut hasil riset BRG, pendapatan konsolidasi BUMN meningkat hingga 2022. Ini menunjukkan proses recovery dari pandemi Covid-19 sudah mulai berhasil. Adapun tahun 2020 menjadi tahun terberat buat BUMN, dengan pendapatan merosot 21% dari tahun sebelumnya. Selama rentang 2019-2023, terdapat peningkatan bertahap dalam equity BUMN, dari US$ 188 miliar pada 2019 menjadi US$ 210 miliar di 2022. Ekuitas relatif tidak bergerak signifikan di 2023.

"Untuk catatan, besaran utang (BUMN) dijaga dalam restrukturisasi utang tidak sehat dan peningkatan utang produktif oleh pemerintah, yang diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian," ujar Toto.

Dari sisi net profit, turun drastis dari US$ 8,83 miliar jadi US$ 0,91 miliar. Sementara revenue meningkat dari US$ 113,09 miliar jadi US$ 132,38 miliar di periode 2020-2011. Sedangkan sepanjang 2021-2022, net profit naik signifikan dari US$ 14,60 miliar ke US$ 20,81 miliar, disertai peningkatan revenue dari US$ 160,10 miliar ke US$ 196,39 miliar. Pada 2023, net profit BUMN mencapai US$ 19,14 miliar dengan revenue sebesar US$ 121,31 miliar.

T. Yudo Wicaksono, Head of Mandiri Institute Bank Mandiri, menyampaikan, di era volatility, uncertainty, complexity, & ambiguity (VUCA), BUMN menghadapi tantangan multidimensi, baik global maupun internal. "Tantangan globalnya adalah kondisi makro ekonomi yang belum kondusif, digitalisasi, dan perkembangan teknologi otomasi atau industry 4.0, kebijakan ESG dan perubahan iklim isu geopolitik, hingga ancaman munculnya pandemi lebih besar," ungkap dia.

Dari sisi internal, BUMN mesti melakukan transformasi pada bisnis model. Pasalnya, model bisnis yang dijalankan di era 1970-1990, bisa jadi sudah tidak relevan untuk sekarang. Yang tak kalah penting, integrasi bisnis, proses-proses yang tidak efisien dituntut lebih efisien lagi.

"Isu lainnya adalah, BUMN memiliki fungsi sosial. Tapi, kondisi kesinambungan profit juga bukan sesuatu yang mudah bagi BUMN, karena berbeda dengan korporasi yang objektivitasnya memang adalah profit," imbuh Yudo. Terkait pemerintahan ke depan, Yudo. menilai, penting ada kolaborasi BUMN dan perusahaan swasta karena ada beberapa program yang membutuhkan mobilisasi cukup masif. Misalnya, program makan bergizi gratis.
           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×