kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Tanri Abeng: BUMN harus jadi lokomotif ekonomi


Jumat, 04 Oktober 2013 / 09:46 WIB
Tanri Abeng: BUMN harus jadi lokomotif ekonomi
ILUSTRASI. A 3D printed Facebook's new rebrand logo Meta and Facebook logo are placed on laptop keyboard in this illustration taken on November 2, 2021. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng menyatakan pemulihan ekonomi Indonesia memerlukan banyak waktu karena Indonesia tengah memasuki ekuilibrium baru.

"Saya kira krisis mungkin tidak, tapi recovery akan makan waktu karena ini penyesuaian kembali ke ekuilibrium baru. Berarti dari sekarang ini mesti creeping lagi ke atas," kata Tanri di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (3/10).

Namun demikian, merangkaknya perekonomian Indonesia saat ini lebih mudah karena fundamental ekonomi yang sudah kuat, baik dari sisi BUMN maupun swasta. Sehingga bila ada masalah, pemerintah tinggal menggerakkan BUMN. "Makanya saya mengatakan BUMN jadi lokomotif. Itu (BUMN) jadi penyangga fluktuasi ekonomi kita," ujar Tanri.

Adapun yang masih harus dibenahi, menurut Tanri, adalah sektor produksi dalam negeri yang masih belum kuat. Hal ini menyebabkan dominasi impor. Pun pada akhirnya menyebabkan tertekannya neraca pembayaran dan neraca perdagangan.

"Jadi mestinya pemerintah tidak melakukan hanya langkah-langkah sesaat,  tetapi benahi sisi produksi termasuk usaha-usaha kecil berbasis pertanian. Usaha ini terlalu kecil dan tidak memiliki skala maka tidak punya market. Itu yang harus diperhatikan karena sektor produksi kita paling banyak di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan," ujarnya. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×