kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tangkap penyebar hoaks, Polri bentuk Direktorat Tindak Pidana Siber


Kamis, 04 Oktober 2018 / 14:47 WIB
Tangkap penyebar hoaks, Polri bentuk Direktorat Tindak Pidana Siber
ILUSTRASI. ilustrasi UU TE - Anti Hoax


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah membentuk suatu kesatuan baru untuk melaksanakan patroli di dunia maya atau cyber patroli. Tujuannya untuk menangkap para penyebar hoaks, berita-berita yang meresahkan masyarakat dan menyebabkan disintegrasi bangsa.

“Kesatuan itu adalah Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Drs. Setyo Wasisto, SH saat memberikan sambutan pada Forum Tematik Badan Koordinasi Hubungan Kemasyarakatan (Bakohumas) di Amos Cozy Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (4/10) dikutip dari laman Setkab.

Wakil Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Pol Asep Safrudin, pihaknya akan mencari identitas admin dan informasi terkait suatu perkara yang disebarkan dan menjadi viral di dunia maya.

Ia lantas menunjuk contoh mengenai pengungkapan berita palsu mengenai penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet.

“Pertama kali kabar itu beredar, kami langsung mencari tahu di mana Bu Ratna itu berada, benar tidak ada di tempat kejadian yang dikabarkan itu. Ternyata setelah dikoreksi tidak lama kami langsung tahu bahwa itu hoaks dan langsung kami kabarkan ke media mainstream,” jelas Kombes Pol Asep.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rosarita Niken mengingatkan, hoaks sangat berbahaya bagi bangsa dan negara. 

“Hoaks menghabiskan energi kita. Energi positif yang seharusnya untuk hal bermanfaat di gunakan untuk hal yang bisa memecah belah bangsa,” tegasnya.

Lebih lanjut Niken mengingatkan bahwa tugas kehumasan adalah mensosialisasikan program dan capaian kinerja pemerintah atau instansi terkait kepada masyarakat untuk lebih mengedukasi masyarakat.

Niken juga menjelaskan internet merupakan sesuatu yang positif tetapi isi di internet itu sendiri lebih banyak yang negatif daripada yang positif, hampir 90% isi di internet adalah hoaks, radikalisme, dan perpecahan.

Niken berharap agar semua kalangan harus turut serta dalam pemberantasan hoaks agar tidak semakin menyebar dan membuat resah.

Niken juga menyampaikan beberapa saran agar terhindar dari pembajakan online atau hacker yaitu dengan menjaga password akun kita dengan kalimat yang tidak biasa.

“Jangan membuat password dari tanggal ulang tahun kita, dari nomor handphone atau hal hal yang sering kita gunakan,” tutup Niken.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×