Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia masih membutuhkan perluasan lahan sebesar 200.000 hektare (ha) untuk menambah pasokan pangan, khususnya di tengah pandemi Covid-19.
Syahrul menerangkan, penanaman padi di musim tanam (MT) I di tahun ini sudah berakhir dan menghasilkan produksi surplus. Sementara di MT II akan ada penanaman di lahan sekitar 5,6 juta hektare.
"Saya masih butuh 200.000 ha, untuk mencapai katakanlah kita ingin agar stok selain MT I dan MT II, ada stok tambahan. Sehingga kalau Covid-19 ini terus berlangsung 2 tahun itu saya sudah mempersiapkan makanan. Perang ini sampai 2 tahun, jadi saya akan persiapkan ," ujar Syahrul.
Baca Juga: Anggaran ketahanan pangan 2021 mencapai Rp 104,2 triliun, termasuk untuk food estate
Menurut Syahrul, perluasan lahan ini dilakukan di semua daerah, termasuk food estate yang tengah dikembangkan. Dia juga mengatakan, perluasan lahan akan dilakukan di daerah-daerah yang mengalami defisit pangan, terutama Sumatra.
Dia menjelaskan, Kementan akan terus fokus menjaga ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan pangan untuk 270 juta orang. Pemerintah akan memaksimalkan penanaman di MT-II supaya produksinya bisa menopang kebutuhan pangan di 2021.
"Kami memang masih mendapatkan air dan hujan di lapangan, dan itu yang kami kejar di MIT-II ini. Selain itu kami tetap mengolah atau mendorong perluasan musim tanam di luar lahan eksisting yang ada," kata Syahrul.
Tak hanya meningkatkan produksi pangan, Syahrul juga mengatakan akan mendorong diversifikasi pangan, mulai dari sagu, pisang, talas, hingga sorgum. Penguatan ketahanan pangan ini pun dilakukan dengan menguatkan lumbung pangan, bukan hanya lumbung pangan nasional tapi juga di provinsi dan kabupaten.
Baca Juga: Ini 4 strategi Kementerian Pertanian maksimalkan produksi sektor pertanian
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News