kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini 4 strategi Kementerian Pertanian maksimalkan produksi sektor pertanian


Senin, 10 Agustus 2020 / 19:51 WIB
Ini 4 strategi Kementerian Pertanian maksimalkan produksi sektor pertanian


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membeberkan empat strategi pemerintah untuk memaksimalkan produksi sektor pertanian. Apa saja?

Pertama, melakukan ekstensifikasi pada lahan rawa. Ini dilakukan mengingat adanya peringatan dari Food and Agriculture Organization (FAO) soal kekeringan yang akan melanda ke depan.

"Maka saya masuk ke lahan-lahan yang masih ada airnya, lahan yang masih ada airnya itu kan rawa. Rawa itu ada di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Selatan ini rawa semua kan kita sudah masuk ke situ. Kalau misalkan kering tempat lain enggak bisa, kita masih bisa ke tempat yang ada airnya. Di Sumatera Selatan juga ada, di Bangka Belitung ada 30 hektare lahan baru," jelas Syahrul dalam diskusi virtual pada Minggu (9/8).

Baca Juga: Pemerintah memastikan akan mendorong sektor ekonomi berbasis teknologi

Kedua, mempersiapkan pangan lokal. Rencananya akan ada substitusi makanan pokok yang selama ini mengandalkan beras. Selain beras, Syahrul menyebut, ada banyak subtitusi makanan pokok di berbagai daerah di Indonesia, seperti talas, ubi kayu, jagung, kentang, pisang, sagu, porang dan sorgum.

Pemerintah ingin menguatkan program tanaman pekarangan yang memanfaatkan lahan di masing-masing rumah warga. "Penguatan tanaman pekarangan samping rumah, sudah bisa menghasilkan ada tanaman yang 20 hari panen. ada tanaman 1 bulan, tanaman yang 2 bulan, tanaman 3 bulan panen. Kemudian ada 3 bulan diambil terus misal cabe, tomat juga bisa bayam 20 hari sudah bisa dipanen," imbuhnya.

Ketiga, membentuk lumbung pangan ditiap tingkat wilayah, mulai dari desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi. "Sehingga kalau terjadi katakanlah kondisi yang agak sedikit menghawatirkan atau kurang dinamis maka lumbung pangan masuk," kata Syahrul.

Terakhir, membuat food estate di beberapa tempat dengan modern farming atau pertanian modern melalui green house dan lainnya dengan harapan generasi milenial terdorong untuk masuk ke dalam sektor pertanian.

Syahrul optimistis dengan perkembangan pertanian di Indonesia. Ia cuma cuma khawatir dengan daya beli masyarakat.

Baca Juga: Ekspor produk pertanian dan rempah melesat di saat pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×