Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sejumlah nama anggota DPR periode 2009-2014 terpaksa angkat kaki dari Senayan karena gagal terpilih kembali menjadi wakil rakyat periode 2014-2019. Meski tak lagi berstatus sebagai anggota Dewan, para mantan wakil rakyat memutuskan untuk membentuk Liga Alumni DPR.
Salah satu inisiatornya adalah mantan anggota Fraksi Partai Golkar, Poempida Hidayatulloh. Pada periode lalu, Poempida adalah anggota Komisi IX DPR yang fokus mengurus masalah kesehatan dan ketenagakerjaan.
"Rencananya, saya dan teman-teman yang tidak terpilih lagi mau bentuk Liga Alumni DPR. Tapi belum sempat ketemu-ketemu. Nanti agak senggang kami akan berkumpul," ujar Poempida saat dijumpai di ruangannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, saat tengah mengemasi barang-barangnya, Selasa (30/9/2014).
Menurut Poempida, Liga Alumni DPR ini bukan dimaksudkan untuk pamer dan membawa status sebagai mantan anggota Dewan. Ia mengaku hanya ingin memberi masukan atas proses pengambilan kebijakan di DPR.
"Kami juga ingin men-challange anggota yang baru terpilih ini agar levelnya lebih bagus dari kami. Maka Liga Alumni ini akan memberikan masukan, melakukan diskusi apalagi kami masih punya banyak teman yang masuk lagi di periode baru," kata politisi yang kerap berseberangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie itu.
Selain Poempida, Liga Alumni DPR disebut juga akan diisi oleh mantan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin, mantan anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Hanura Djamal Aziz, mantan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat Hary Witjaksana, dan anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Bukhori Yusuf.
Tak terlupakan
Bagi Poempida, menjadi anggota Dewan merupakan pengalaman yang berharga. Ia merasa ada keistimewaan saat menjadi wakil rakyat karena semua akses bisa dilakukan dengan mudah.
Poempida menjabat anggota Dewan di tengah periode dari daerah pemilihan Sumatera Barat I. Dia dilantik pada April 2012 menggantikan Jeffrie Geovanie mundur sebagai anggota Golkar lantaran pindah ke Partai Nasdem.
"Bukan akses negatif, tapi positif. Saya bisa bantu orang dengan hanya telepon direktur-direkturnya, misalnya. Jadi proses yang berbelit-belit, kalau ditekan anggota Dewan, bisa lancar juga," kata dia.
Suami dari Fahrina Fahmi Idris ini menuturkan, ada kebanggaan yang tak bisa digantikan apa pun saat seseorang mengucapkan terima kasih setelah dibantu. Menurut Poempida, apabila seorang anggota Dewan bekerja sepenuh hati, banyak manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat di sekitarnya.
Ia lalu menunjukkan pesan-pesan singkat yang diterimanya dari masyarakat yang berterima kasih atau hanya sekadar mendoakannya sukses di kemudian hari.
"Ini bangganya tak bisa digantikan apa pun," ungkapnya.
Kembali ke dunia usaha
Selain membentuk Liga Alumni DPR, Poempida juga akan kembali menekuni bisnisnya di sektor cash management. Dia memiliki sebuah perusahaan yang mengatur suplai uang tunai di mesin-mesin ATM hingga cabang bank di seluruh Indonesia.
Sebagai seorang pengusaha, Poempida bercita-cita bisa menghadirkan teknologi pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia. Dia berharap cita-citanya itu bisa segera direalisasikan dan langsung diterapkan oleh PLN.
Untuk anggota DPR baru, Poempida menitipkan pesan agar mereka banyak membaca dan menulis. Dengan membaca dan menganalisis situasi, menurut dia, anggota Dewan tak akan asal bicara.
"Karena saya basisnya riset, jadi bagi saya anggota Dewan yang hanya omong saja tanpa dasar kajian, ya tidak bagus. Saya sarankan ke depannya itu, DPR harusnya mempunyai tim kajian data sendiri sehingga kita tidak hanya terima begitu saja data dari pemerintah," pungkas Poempida.(Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News