Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
Prevalensi stunting turun menjadi 13,5% di 2025 dan 5% di 2045. Insidensi tuberkulosis 274 kasus per 100.000 penduduk di 2025 dan menurun jadi 76 kasus per 100.000 penduduk di 2045.
Cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional mencapai 98% di 2025 dan 99,5% di 2045. Angka Kematian Ibu turun jadi 115 per 100.000 kelahiran hidup di 2025 dan 16 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada 2045.
Evaluasi 20 tahun RPJPN 2005-2025 terlihat adanya kemajuan pembangunan kesehatan. Dimana usia harapan hidup meningkat dari 70,2 tahun pada 2014 menjadi 71,4 tahun pada 2019. Kemudian usia harapan hidup sehat dari 61,7 tahun di 2016 menjadi 62,55 tahun di 2019.
Kesehatan ibu dan anak juga diklaim membaik, terlihat dari menurunnya angka kematian ibu dan bayi serta penurunan prevalensi stunting. Akses Pelayanan Kesehatan meningkat, yakni 87% penduduk sudah mempunyai jaminan Kesehatan. Selain itu, hampir seluruh kecamatan telah terdapat Puskesmas.
Baca Juga: Optimisme Ekonomi di Tengah Isu Myanmar, Jokowi: ASEAN Berada di Trek yang Benar
"Tapi kalau kita lihat masih ada beberapa permasalahan. Kalau conference kesehatan ketemunya sama Ghana, Mali, Zimbabwe ngga pernah ketemu sama negara Eropa. Ini artinya indikator sosial kita masih tertinggal," kata Pungkas.
Pasalnya kini tantangan terbesar di Indonesia ialah adanya penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung dan diabetes yang menjadi penyebab kematian tertinggi.
Pungkas menjelaskan, Indonesia masih memiliki masalah obesitas dimana prevalensinya sekitar 21,8% atau 1 dari 4 penduduk. Kemudian jumlah kasus baru tuberkulosis di Indonesia saat ini menjadi nomor 2 di dunia. Bahkan kasus kusta di Indonesia juga masih menduduki peringkat 3 dunia.
Pada kapasitas sistem kesehatan memang sudah ada peningkatan. Hanya saja, Pungkas menyebut masih ada rumah sakit yang belum memiliki dokter spesialis saat ini.
Kemudian, 57,47% puskesmas tidak tersedia 9 jenis nakes sesuai standar, 20,08% RSUD Kelas C belum memiliki 7 dokter spesialis dasar dan penunjang.
Namun, sudah ada 59,9% Rumah Sakit terakreditasi paripurna dan 44% FKTP terakreditasi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso mengatakan, untuk menjadi negara yang tidak hanya lolos dari middle income trap tapi juga menjadi high economy country.
Namun, untuk mencapai hal tersebut diperlukan strategi besar atau pedoman untuk mencapai hal itu. "Strategi dasar untuk mencapai ini adalah peningkatan pengembangan kapasitas SDM Indonesia," kata Suharso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News