kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Tahun depan, Kemenkeu kurangi frekuensi penerbitan SBN Ritel


Senin, 16 Desember 2019 / 14:49 WIB
Tahun depan, Kemenkeu kurangi frekuensi penerbitan SBN Ritel
ILUSTRASI. Nasabah membeli Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui aplikasi BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (4/11/2019).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Keuangan berencana mengurangi frekuensi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel di tahun depan. Pengurangan tersebut sejalan dengan evaluasi yang dilakukan terhadap realisasi penerbitan SBN Ritel sepanjang tahun 2019. 

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, pemerintah tengah mempertimbangkan penerbitan SBN Ritel hanya sebanyak 6-8 kali di tahun 2020, atau lebih sedikit dibandingkan frekuensi penerbitan di 2019 yang mencapai 10 kali. 

Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia naik 11,9% yoy pada Oktober 2019

“Kita mengevaluasi dan sepertinya kalau penerbitan (SBN Ritel) setiap sebulan sekali, orang (investor) belum siap. Misalnya, jelang bulan puasa atau masuk tahun ajaran baru, kebanyakan orang memakai dananya untuk kebutuhan dan konsumsi,” terang Luky saat ditemui, Senin (16/12). 

Dengan pertimbangan itu, pemerintah sedang merencanakan kembali jadwal penerbitan SBN Ritel yang sesuai dengan kondisi likuiditas investor ritel dan potensi pasar. 

Seiring dengan berkurangnya frekuensi penerbitan, pemerintah juga mematok nilai penerbitan SBN Ritel yang lebih kecil. Luky mengatakan, penerbitan SBN Ritel tahun depan berkisar Rp 40 triliun sampai 60 triliun atau lebih kecil dari target yang dipatok pada tahun 2019 yaitu Rp 60 triliun sampai Rp 80 triliun. 

Sebab kenyataannya, pemerintah hanya mampu mengumpulkan Rp 49,89 triliun dari penerbitan SBN Ritel sepanjang tahun ini. Nilai penjualan terbesar terjadi pada penerbitan Sukuk Ritel (SR-011) yang mencapai Rp 21,12 triliun. 

Baca Juga: Dana Asing Kembali Mengalir Deras ke Surat Utang Negara premium

Meski frekuensi dikurangi, Luky memastikan pemerintah tetap menerbitan SBN Ritel dengan jenis instrumen yang sama yaitu ORI, Sukuk Ritel (Sukri), Saving Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan (ST). Kita lihat nanti mana yang dikurangi, selama ini kita selalu 50:50 untuk ritel konvensional dan sukuk. Masih kita kaji,” tandas Luky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×