kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Tahun depan investor akan ramai ke Indonesia


Jumat, 07 Maret 2014 / 15:44 WIB
Tahun depan investor akan ramai ke Indonesia
ILUSTRASI. PLTU Pelabuhan Ratu


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pada 2015 akan menjadi tahun yang baik bagi Indonesia. Pasalnya, investor akan kembali lagi berinvestasi di dalam negeri seiring dengan memudarnya daya tarik mata uang Amerika.

Permintaan terhadap energi akan terus tumbuh, dan dalam hal ini Indonesia akan segera menyusul negara tetangga ASEAN lainnya menjadi negara pengimpor energi.

Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW) dalam laporan terbarunya Economic Insight: South East Asia, di negara ASEAN, permintaan terhadap energi tumbuh lebih cepat dibandingkan produksi domestik.

"Pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut dapat mengindikasikan perekonomian menjadi lebih ketergantungan terhadap pasar energi internasional untuk memenuhi kebutuhan," kata Douglas McWilliams, Kepala Ekonom dan Ketua Eksekutf Cebr, Jumat (7/3).

Centre for Economics and Business Research (Cebr) Ltd adalah lembaga konsultan independen dengan reputasi memberikan rekomendasi bisnis berdasarkan riset yang mendalam dan komprehensif yang menjadi mitra ekonomi global ICAEW.

Kondisi ini membuat negara rentan terhadap perubahan harga yang tak terduga yang pada akhirnya akan berdampak terhadap inflasi. Namun turunnya harga minyak global antara 2014 dan 2016 dan masuknya Iran dalam pasar energi global akan membantu mengurangi inflasi.

Saat ini mayoritas cadangan minyak Indonesia telah habis dan cadangan energi yang tersedia semakin menipis dan menelan biaya lebih besar untuk mengekstraknya. Produksi minyak akan terus menurun dan produksi rata-rata pada 2014 ini hanya akan mencapai di bawah target pemerintah 870.000 barrel per harinya.

"Impor akan lebih banyak dibutuhkan dan pada 2016, Indonesia diperkirakan akan menyuplai 70% dari total bahan bakar kendaraan bermotor dan pesawat melalui impor. Ketergantungan yang besar terhadap produsen energi dari luar akan menyebabkan konsumen Indonesia dan pengendara rentan terhadap ketidakstabilan harga di pasar internasional,” katanya. (Eko Sutriyanto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×