kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Swasembada Pangan Dipercepat Jadi 2027, Pengamat: Perlu Kejelasan Arti Swasembada


Minggu, 24 November 2024 / 12:11 WIB
Swasembada Pangan Dipercepat Jadi 2027, Pengamat: Perlu Kejelasan Arti Swasembada
ILUSTRASI. Seorang petani melakukan penyemprotan pestisida ke tanaman padi di Kelurahan Bukit Tunggal, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (28/10/2024). ANTARA FOTO/Auliya Rahman/foc.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah menargetkan swasembada pangan terwujud lebih cepat dari target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu tahun 2028 menjadi tahun 2027.

Pengamat Pertanian Khudori mengatakan, target tersebut perlu dikejar secara maksimal, tentunya perlu kerja keras dari semua pihak yang bergerak di bidang pangan.

“Ini pemacu para pembantu Pak Presiden Prabowo agar bekerja lebih keras, lebih taktis berdasarkan perencanaan dan kalkulasi matang,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/11).

Khudori menjelaskan, swasembada pangan di era Prabowo ini perlu diperjelas, apakah dalam bentuk swasembada komoditas seperti di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: 960.000 Pelajar RI Terlibat Judi Online, Didominasi Mahasiswa

Menurut dia, di dua era presiden tersebut menargetkan swasembada sejumlah komoditas, misalnya di era Jokowi menargetkan swasembada beras, jagung, kedelai, daging sapi, bawang putih, dan gula. Tidak semua target tercapai.

“Bahkan dalam kasus kedelai, daging sapi, gula dan bawang putih capaian bukan mendekat target, tapi kian menjauh. Kalau capaian menjauh dari target berarti ada sesuatu yang tidak benar dan perlu diluruskan,” jelasnya.

Lalu, lanjut Khudori, apakah yang dimaksud adalah swasembada berbasis gizi, misalnya swasembada karbohidrat, swasembada protein, dan swasembada lemak.

Menurut dia, sumber karbohidrat tidak hanya dari beras, tapi bisa berasal dari banyak sumber. Seperti sorgum, sagu, jagung, ubi kayu, talas, ubi jalar, sukun, gembili dan sebagainya. Demikian pula sumber protein bisa berasal dari telur, daging ayam, daging sapi, daging kambing, daging kerbau atau aneka jenis ikan.

“Atau swasembada dimaknai apabila 90% kebutuhan domestik bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, seperti sering disitir orang Kementerian Pertanian dan Kepala Badan Pangan Nasional. Sampai sekarang pemerintah belum memperjelas apa yang dimaksud swasembada pangan, tidak mungkin untuk dilakukan penilaian apakah bisa dicapai dalam waktu tertentu,” pungkasnya.

Baca Juga: Jelang Nataru, Badan Pangan Nasional Gencarkan Gerakan Pangan Murah

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan pemerintah akan mengebut swasembada pangan yang sebelumnya ditargetkan pada tahun 2028, kini menjadi tahun 2027.

“Perintah Presiden swasembada pangan 2028, sekarang sudah maju lagi, kemarin Pak Presiden sudah mengumumkan di G20 dan Apec bukan 2028, (tapi) 2027. Jadi kita punya waktu 2 tahun harus bekerja keras,” kata Zulhas.

Untuk menggapai hal tersebut, Zulhas bilang, pihaknya tengah meracik strategi di antaranya menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai neraca komoditas.

Lalu penyaluran pupuk subsidi nantinya bakal langsung disalurkan kepada kios pupuk maupun ke Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan disalurkan oleh Pupuk Indonesia.

Kemudian, akan dilakukan transformasi di Bulog, di mana, Bulog tidak lagi menjadi lembaga komersial. Namun, hal ini akan dibahas lebih lanjut dan lain sebagainya.

Selanjutnya: Siap-Siap Dilanda Hujan, Simak Prakiraan Cuaca Maluku Minggu (24/11) & Senin (25/11)

Menarik Dibaca: Ini Daftar Lagu Terbaik Mendiang Liam Payne, Masukkin ke Playlist!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×