kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Survei Konsumen BI: Konsumen pesimistis dengan kondisi ekonomi saat ini


Rabu, 06 Mei 2020 / 11:41 WIB
Survei Konsumen BI: Konsumen pesimistis dengan kondisi ekonomi saat ini
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di gedung kantor pusat Bank Indonesia (BI) Jakarta, (18/7). 


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen melemah pada bulan April 2020. Bahkan, hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat, keyakinan konsumen berada dalam zona pesimistis atau indeks di bawah 100.

Hal ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2020 yang sebesar 84,8 atau turun drastis dari bulan sebelumnya yang sebesar 113,8.

"Melemahnya optimisme konsumen terutama disebabkan menurunnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan penurunan terdalam pada indeks penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja," tulis bank sentral dalam laporan survei konsumen, Rabu (6/5).

Baca Juga: Cegah ekonomi semakin memburuk, Kemenkeu segerakan bansos di kuartal II

Kedua indeks pembentuk IKK yakni Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga melorot. Bahkan, IKE juga turun ke level pesimistis.

IKE mencatat indeks sebesar 62,8. Ini ditengarai akibat implementasi penanganan penyebaran wabah corona (Covid-19) berupa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Penurunan IKE saat ini disebabkan oleh penurunan seluruh komponen penyusunnya.

Penurunan indeks terdalam terjadi pada Indeks Penghasilan Saat Ini yang menjadi 63,5. Penurunan ini terutama disebabkan oleh PSBB yang berdampak pada penurunan penghasilan baik yang bersifat rutin seperti gaji dan honor, maupun omzet usaha.

Penurunan indeks juga terjadi pada seluruh kategori pengeluaran, terutama pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta per bulan. Penurunan indeks terjadi juga pda seluruh kategori usia, terdalam pada responden usia 20 tahun - 30 tahun.

Penurunan optimisme konsumen terhadap penghasilan seiring dengan keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja yang semakin menurun. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja turun menjadi 41,2. Ini disebabkan banyaknya pengurangan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan akibat Covid-19.

"Bahkan, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat per 20 April 2020 jumlah tenaga kerja yang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah mencapai 2,08 juta pekerja," tulis BI.

Penurunan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja terjadi pada seluruh kategori pendidikan dan responden. Terdalam, pada responden dengan pendidikan pasca sarjana dan berusia 41 tahun - 50 tahun.

Sementara itu, keyakinan konsumen untuk melakuan pembelian barang tahan lama (durable goods) pada April 2020 juga mengalami penurunan. Indeks Pembelian Durable Goods tercatat turun menjadi 83,7 pada April 2020.

Penurunan pembelian durable goods, menurut responden, terutama terjadi pada jenis barang elektronik, furnitur, dan perabot rumah tangga. Penurunannya terjadi di selruuh kategori tingkat pengeluaran dan kategori usia. Terutama pada responden pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta dan responden berusia 41 tahun - 50 tahun.

Baca Juga: Prediksi S&P soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 1,8% bisa jadi kenyataan

Lebih lanjut, konsumen masih cukup optimistis terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan meskipun melemah dari bulan sebelumnya. Ini terlihat dari IEK April 2020 yang sbeesar 106,8 yang masih berada di zona optimistis meski melemah dari 124,3 di bulan sebelumnya.

"Optimisme konsumen tersebut didukung perkiraan telah meredanya pandemik Covid-19 pada 6 bulan ke depan sehingga kondisi ekonomi bisa mulai pulih," demikian hasil survei konsumen BI.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal I di bawah ekspektasi, bagaimana nasib kuartal II?

Menurunnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan disebabkan oleh penurunan seluruh komponen indeks, terutama Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha 6 bulan mendatang.

Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dalam 6 bulan ke depan melemah dari 126,2 pada bulan sebelumnya menjadi 102,3 pada April 2020. Penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok pengeluaran responden, terdalam pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 3,1 juta - Rp 4 juta per bulan. Dari kategori usia, penurunan terdalam pada responden berusia di atas 60 tahun.

Seiring dengan itu, ekspektasi responden terhadap kenaikan penghasilan 6 bulan mendatang juga melemah. Ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Penghasilan yang menurun dari 138,2 pada bulan sebelumnya menjadi 116,1.

Penurunan indeks terdalam terjadi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta per bulan. Berdasarkan kategori usia responden, penurunan ekspektasi terhadap penghasilan ke depan terjadi pada responden berusia di bawah 60 tahun.

Terakhir, ekspektasi responden terhadap tersedianya lapangan kerja pada 6 bulan mendatang juga terpantau melemah. Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja yang turun dari 108,4 menjadi 102,1 pada April 2020.

Penurunan indeks terjadi pada seluruh kelompok pendidikan, dan yang terdalam pada responden dengan tingkat pendidikan pasca sarjana. Sementara dari sisi usia, penurunan indeks terjadi pada responden berusia 20 tahun - 50 tahun.

Baca Juga: Konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84% di kuartal I 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×