kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Survei Cyrus: Lebih dari 80% responden ingin perkantoran dan sekolah dibuka lagi


Senin, 27 Juli 2020 / 14:23 WIB
Survei Cyrus: Lebih dari 80% responden ingin perkantoran dan sekolah dibuka lagi
ILUSTRASI. Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil survei nasional Cyrus Network menunjukkan sekitar 84% responden ingin perkantoran dibuka lagi. Sebab masyarakat ingin bekerja kembali, atau kembali melakukan usaha dan aktifitas perekonomian.  

"Meski harus dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, publik tampak ingin segera kembali beraktivitas di luar rumah secara penuh. Ini bukan sekadar faktor kejenuhan, tetapi juga tuntutan ekonomi," ujar CEO Cyrus Network dalam keterangannya, Senin (27/7). 

Baca Juga: Pemerintah siapkan 5 tema kebijakan tangani corona, apa saja?

Tidak hanya perkantoran, sebanyak 80% responden ingin sekolah-sekolah, mulai dari TK sampai SMA dibuka kembali untuk kegiatan belajar mengajar.  Bahkan untuk perguruan tinggi angkanya tidak jauh beda. Sebanyak 78% responden setuju jika kampus-kampus dibuka kembali.

Meskipun sempat memancing kontroversi, keputusan pemerintah untuk kembali membuka aktivtas sosial dan ekonomi ternyata sangat didukung masyarakat. New normal atau kemudian disebut dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) didukung oleh 77% responden.  Bahkan 41,3% di antaranya menyatakan sangat mendukung. Sebab kebijakan ini dinilai sejalan dengan kebutuhan sosial, ekonomi, dan finansial masyarakat (73%). Yang menentang dibukanya AKB ini hanya sekitar 22% saja.  

"Perdebatannya seolah-olah terlihat sengit di media maupun media sosial karena yang 22% ini bisa jadi sangat vokal, dan punya akses lebih banyak untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka," ujar Eko Dafid. 

Selain sektor pekerjaan dan pendidikan, publik juga mendukung jika pusat perbelanjaan, restoran-restoran dan warung tradisional dibuka kembali. Sekitar 73% responden setuju dengan pembukaan kembali pusat-pusat pembelanjaan, dan 84% setuju jika restoran dan warung dibuka kembali.

Baca Juga: Karyawan BCA dan CITI di SCBD positif Covid-19, begini penjelasannya

Eko Dafid mengatakan, sepertinya perasaan dan pikiran publik dalam hal ini sejalan dengan  pikiran pemerintah. Jika kegiatan ekonomi dan AKB tidak dibuka, maka gelombang PHK akan menghantui pemerintah. Pemerintah tentu akan kesulitan membendung gelombang pengangguran jika aktifitas ekonomi dihentikan. Begitu juga dengan opini publik.  Hampir 50% responden tidak yakin jika pemerintah bisa membendung gelombang PHK jika aktifitas ekonomi tidak dibuka kembali.

Langkah hati-hati pemerintah, dan kebijakan-kebijakan yang tidak mudah terpengaruh oleh teriakan segelintir orang, akhirnya menghasilkan apresiasi yang positif dari masyarakat.  


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×