kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Survei: Boikot Atas Produk Israel Berdampak Positif Atas Produk Lokal


Rabu, 03 Juli 2024 / 05:56 WIB
Survei: Boikot Atas Produk Israel Berdampak Positif Atas Produk Lokal
ILUSTRASI. ua survei terbaru membuktikan bahwa adanya boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel berdampak positif terhadap brand atau merk dalam negeri. ANTARA FOTO/Didik Suhartono


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Israel melakukan serangan terhadap Palestina, warga dunia melakukan aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan negara tersebut. Tidak terkecuali sebagian masyarakat Indonesia. 

Lantas, bagaimana dampak boikot tersebut?

Mengutip Infopublik.id, dua survei terbaru membuktikan bahwa adanya boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel berdampak positif terhadap brand atau merk dalam negeri.

Kampanye global Eyes on Rafah di Palestina yang viral pada akhir Mei 2024, juga diikuti menguatnya gerakan boikot, sehingga berdampak pada jebloknya produk-produk terafiliasi Israel dan berimbas pada kenaikan penjualan produk-produk dalam negeri di Indonesia.

“Penurunan jumlah produk terjual dikarenakan brand-brand yang terdampak dari aksi boikot pasca viralnya kampanye Eyes on Rafah di media sosial,” kata Hanindia Narendrata selaku Co-founder & CEO Compas.co.id dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (2/7/2024).

Compas adalah perusahaan riset pemasaran yang melakukan survei sepanjang periode 19 Mei – 15 Juni 2024. Survei boikot produk-produk yang terafiliasi Israel ini memonitor Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di E-commerce melalui platform Shopee dan Tokopedia.

Baca Juga: Efek Boikot, Starbucks Baru Bisa Realisasikan Penambahan 13 Gerai pada Kuartal I-2024

Berdasarkan data Compas, sales value 156 dari 206 brand yang diyakini terafiliasi Israel menurun, sebaliknya manufaktur dalam negeri justru meningkat. 

Total jumlah produk terjual (sales quantity) dari 206 merek terafiliasi Israel di Indonesia merosot 3% dibanding dua pekan sebelumnya, dari 6.884.802 jumlah produk terjual, turun ke angka 6.673.745 produk.

Pada periode survei, sebanyak 37 kategori produk ibu dan bayi masuk dalam list boikot, dan 92% di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual. 

Sementara pada brand kesehatan, sebanyak 29 brand yang masuk ke list boikot, 74% di antaranya mengalami penurunan jumlah produk terjual dibandingkan dengan 2 minggu sebelumnya.

Selanjutnya, pada kategori makanan dan minuman, sebesar 74% dari 75 brand yang terboikot juga mengalami penurunan jumlah produk terjual. 

Baca Juga: Ramai Boikot Produk Israel, CFC Kecipratan Berkah?

Lalu pada 85 brand di kategori perawatan dan kecantikan, sebesar 62% di antaranya juga mengalami penurunan penjualan.

Penurunan makin tajam terjadi pada periode 1 hingga 7 Juni 2024, di mana sektor FMCG di E-commerce anjlok sebesar 7% dari 2.407.460 ke 2.223.273 produk.

Namun, hasil survei Compas juga mencatatkan hal yang menarik. Berdasarkan riset yang dilakukan, Narendrata menjelaskan bahwa konsumen yang melakukan aksi boikot beralih ke brand produksi dalam negeri yang diyakini tidak terafiliasi Israel.

“Konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel, dan lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk,” kata Narendrata.

"Melihat pantauan terkini melalui sosial media, diperkirakan gerakan boikot masih akan berlanjut," kata Narendrata.

Pada survei yang berbeda, Edisi terbaru Edelman’s 2024 Trust Barometer Special Report: Brands and Politics, yang dikeluarkan pada pertengahan Juni 2024, melaporkan hasil survei 15.000 konsumen di 15 negara, yang menunjukkan bahwa Indonesia, bersama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), berada di peringkat teratas dalam hal aktivitas boikot terhadap merek-merek global yang terafiliasi Israel.

Baca Juga: Ditengah Isu Boikot Global, McDonald's Sri Lanka Gulung Tikar, Ada Apa?

“Di Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, satu dari dua warganya menyatakan boikot terhadap merek-merek yang ada hubungannya dengan Israel,” papar laporan tersebut.

Survei menunjukkan, 72 persen responden di Arab Saudi memboikot merek yang mereka anggap mendukung Israel dalam genosida Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza. Di UEA, angka tersebut mencapai 57 persen. Merek-merek seperti Starbucks, McDonald's, dan Coca-Cola menghadapi kemerosotan penjualan yang tajam akibat boikot ini.

Aksi boikot dari negara-negara Arab dan negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, telah menggoyahkan banyak perusahaan multinasional yang berpusat di Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×