kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sulit bagi Jokowi membentuk kabinet ideal


Kamis, 23 Oktober 2014 / 14:43 WIB
Sulit bagi Jokowi membentuk kabinet ideal
ILUSTRASI. Tanda-Tanda Alergi yang Harus Diwaspadai


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengamat politik Ray Rangkuti menilai Presiden Joko Widodo berada dalam situasi sulit dalam meramu kabinet yang ideal. Ia memaklumi jika sampai saat ini Jokowi belum dapat memutuskan menteri-menteri yang akan membantu pekerjaannya.

"Lebih lambat kalau lebih baik ya lebih bagus, daripada cepat tapi tidak maksimal. Memang dalam kondisi sekarang sulit bagi Jokowi untuk membentuk kabinet," ujar Ray dalam sebuah diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) siang.

Ray mengatakan, ada ekspektasi besar dari publik terhadap Jokowi-JK akan terbentuknya kabinet dengan menteri-menteri yang ideal. Ideal yang dimaksud adalah bebas dari rekam jejak korupsi, bebas dari latar belakang kepentingan usaha tertentu atau mafia, bukan pelanggar hak asasi manusia, serta bukan berlatar belakang Orde Baru.

Di sisi lain, kata Ray, Jokowi telah berhadapan dengan enam sumber yang memasok calon-calon menterinya. Sumber itu adalah PDI Perjuangan, partai koalisi, masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Tim Transisi, masukan dari komunitas sosial, serta Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Ray, beberapa calon menteri dari sumber-sumber tersebut bisa jadi merupakan koruptor, mafia, pelanggar HAM, dan kalangan Orde Baru. Hal ini menyebabkan Jokowi mengalami tarik-menarik kepentingan dalam hal pembentukan kabinet.

"Ibaratnya, kelompok kepentingan koruptor, mafia dan sebagainya sudah tinggal selangkah lagi masuk kabinet. Kelompok kepentingan yang tak ingin mereka masuk juga tinggal satu langkah lagi masuk kabinet. Bertabrakanlah keduanya itu di hadapan presiden," ujar Ray.

Dengan kondisi seperti itu, Ray mengatakan bahwa Jokowi akan menjadi penentu terakhir. Jokowi akan menjadi pemenang jika menggunakan wewenangnya secara penuh untuk menolak calon-calon bermasalah. Namun, bisa saja Jokowi kalah dari kelompok-kelompok tadi. "Jadi, tidak apa pengumuman kabinet terlambat sedikit agar kabinet itu benar-benar bersih," kata dia.

Semalam, awak media dibawa ke Dermaga 302, Terminal III, Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat persiapan yang dilakukan di tempat tersebut, wartawan menduga Jokowi akan mengumumkan kabinetnya pada acara itu. Namun, acara tersebut batal tanpa informasi yang jelas tentang pembatalan tersebut.

Jokowi sendiri belum bisa memastikan kapan kabinet pemerintahannya akan diumumkan ke publik. "Maunya sih kerja cepat, tapi kalau keliru ya gimana? Saya maunya cepat, tapi benar," ujar Jokowi di kompleks Istana, Rabu siang. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×