kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku bunga SBN dan nilai tukar rupiah diubah dalam asumsi dasar makro 2021


Senin, 22 Juni 2020 / 13:16 WIB
Suku bunga SBN dan nilai tukar rupiah diubah dalam asumsi dasar makro 2021
ILUSTRASI. Menkeu mengatakan, ada dua asumsi makro yang berubah yaitu tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun 2021 kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), Senin (22/6). Menkeu mengatakan, di dalam kondisi terbaru ada dua asumsi makro yang mengalami perubahan, yaitu tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah.

"Untuk pertumbuhan ekonomi, tidak ada perubahan dari dokumen KEM-PPKF awal, yaitu proyeksi kita untuk tahun 2021 adalah pada kisaran 4,5% hingga 5,5%," ujar Sri di dalam rapat virtual dengan DPR RI, Senin (22/6).

Kemudian, untuk nilai tukar pemerintah mengusulkan untuk bisa sedikit lebih menguat dari asumsi awal. Nilai tukar dari sebelumnya Rp 15.500 sampai Rp 18.000 per dolar Amerika Serikat (AS), saat ini diubah menjadi Rp 14.900 hingga Rp 15.300 per dolar AS. Dalam asumsi awal pemerintah menyusun asumsi nilai tukar pada situasi di bulan April ketika volatilitas nilai tukar juga sangat tinggi.

Baca Juga: Menkeu menyarankan ganti penggunaan bunga SBN untuk penghitungan APBN

Selanjutnya, untuk tingkat inflasi tetap berada di level 2% sampai 4%. Terakhir untuk tingkat suku bunga, Sri mengusulkan untuk mengganti penggunaan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan dalam penghitungan APBN.

Menurut Sri, saat ini relevansi penggunaan suku bunga SPN 3 bulan dalam penghitungan APBN sangatlah kecil. Untuk itu, ia mengusulkan untuk mengganti asumsi ini dengan dengan Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun atau SBN dengan tenor 5 tahun.

"Di dalam postur APBN yang lebih menentukan adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang punya tenor 10 tahun. Ini juga komparasinya antar negara lebih sama atau menggunakan instrumen yang sama, yaitu SBN dengan tenor 10 tahun," papar dia.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pola pengeluaran masyarakat berubah saat pandemi

Di dalam dokumen KEM-PPKF awal, Kemenkeu memberikan indikasi suku bunga SBN 10 tahun antara 6,67% hingga 9,56%. Sri bilang, asumsi awal ini disusun pada situasi market di bulan Maret-April yang masih sangat tinggi volatilitasnya, sehingga perannya memang sangat tinggi di 9,56%.

Namun sekarang, tingkat suku bunga SBN 10 tahun sudah turun mendekati 7%. Maka dari itu, Kemenkeu mengusulkan kepada Komisi XI DPR RI apabila pada KEM-PPKF masih menggunakan instrumen SBN 10 tahun, maka proyeksi suku bunganya adalah antara 6,29% hingga 8,29% atau lebih rendah dari usulan awal.

Penurunan ini, seiring dengan perkembangan dari SBN yang pada beberapa minggu terakhir menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan dengan sentimen market yang lebih positif.

Baca Juga: Menkeu: Defisit meningkat dan akan menjadi beban 10 tahun ke depan

Adapun penerbitan SBN dengan tenor 10 tahun akan dilakukan secara reguler sebagai seri benchmark. Porsinya akan berkisar antara 25% sampai 30% dari penerbitan keseluruhan surat utang, dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 4,99%.

Selain itu, apabila akan menggunakan instrumen SBN dengan tenor 5 tahun, maka tingkat suku bunganya diproyeksi berada antara 5,88%-7,88%. Penerbitan SBN dengan tenor 5 tahun ini, rencananya akan dilakukan dengan porsi sebesar 25% sampai 30% dari total penerbitan, dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 5,94%.

"Ini yang menggambarkan bahwa dua SBN ini sangat mempengaruhi postur dari belanja suku bunga kita, karena mereka menjelaskan lebih dari 10% dari total outstanding domestik kita," kata Sri.

Asumsi makro ini rencananya akan digunakan dalam penghitungan RAPBN 2021, serta akan disampaikan di rapat paripurna pada bulan Agustus mendatang.

Baca Juga: Asa ekonomi pulih, target pajak 2021 naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×