Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Di dalam dokumen KEM-PPKF awal, Kemenkeu memberikan indikasi suku bunga SBN 10 tahun antara 6,67% hingga 9,56%. Sri bilang, asumsi awal ini disusun pada situasi market di bulan Maret-April yang masih sangat tinggi volatilitasnya, sehingga perannya memang sangat tinggi di 9,56%.
Namun sekarang, tingkat suku bunga SBN 10 tahun sudah turun mendekati 7%. Maka dari itu, Kemenkeu mengusulkan kepada Komisi XI DPR RI apabila pada KEM-PPKF masih menggunakan instrumen SBN 10 tahun, maka proyeksi suku bunganya adalah antara 6,29% hingga 8,29% atau lebih rendah dari usulan awal.
Penurunan ini, seiring dengan perkembangan dari SBN yang pada beberapa minggu terakhir menunjukkan perbaikan yang sangat signifikan dengan sentimen market yang lebih positif.
Baca Juga: Menkeu: Defisit meningkat dan akan menjadi beban 10 tahun ke depan
Adapun penerbitan SBN dengan tenor 10 tahun akan dilakukan secara reguler sebagai seri benchmark. Porsinya akan berkisar antara 25% sampai 30% dari penerbitan keseluruhan surat utang, dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 4,99%.
Selain itu, apabila akan menggunakan instrumen SBN dengan tenor 5 tahun, maka tingkat suku bunganya diproyeksi berada antara 5,88%-7,88%. Penerbitan SBN dengan tenor 5 tahun ini, rencananya akan dilakukan dengan porsi sebesar 25% sampai 30% dari total penerbitan, dengan outstanding domestik diperkirakan berada di kisaran 5,94%.
"Ini yang menggambarkan bahwa dua SBN ini sangat mempengaruhi postur dari belanja suku bunga kita, karena mereka menjelaskan lebih dari 10% dari total outstanding domestik kita," kata Sri.
Asumsi makro ini rencananya akan digunakan dalam penghitungan RAPBN 2021, serta akan disampaikan di rapat paripurna pada bulan Agustus mendatang.
Baca Juga: Asa ekonomi pulih, target pajak 2021 naik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News