kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Suku bunga ditahan dianggap keputusan tepat


Kamis, 16 Maret 2017 / 21:53 WIB
Suku bunga ditahan dianggap keputusan tepat


Reporter: Adinda Ade Mustami, Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) hari ini memutuskan suku bunga acuan tetap tak berubah untuk yang kelima kali di level 4,75%. Padahal hari ini rapat the Federal Open Market Committee (FOMC) atau The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan US sebesar 0,25% menjadi 0,75%-1%. 

Ekonom Bahana Securities, Fakhrul Fulvian mengatakan, Urgensi untuk pengetatan kebijakan moneter belum ada, mengingat tendensi rerating dari pasar keuangan pra kemungkinan naiknya rating Indonesia dari S&P akan membuat arus modal masuk berlanjut.

"Hal ini akan membuat sentimen positif untuk rupiah, saham, dan obligasi masih akan berlanjut hingga pertengahan tahun ini," jelas Fakhrul dalam keterangan pers, Kamis (16/3). 

Dalam beberapa bulan ke depan, dengan meningkatnya inflasi global dan mulai dikuranginya stimulus di Eropa, menjelang akhir tahun ini, risiko pengetatan moneter tidak hanya akan datang dari US saja tetap juga dari Uni Eropa.

''Meski demikian ancaman kenaikan suku bunga dari negara-negara maju ini, tidak perlu terlalu dikhawatirkan, sepanjang pemerintah bisa mempertahankan dan melanjutkan pemulihan ekonomi yang sedang berjalan saat ini,'' jelas Fakhrul. 

Dewan Gubernur meyakini pemulihan ekonomi akan berlanjut. BI meyakini pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017, akan berada pada kisaran 5% - 5,4%. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2017 diperkirakan tumbuh relatif tetap kuat dari kuartal sebelumnya. Ini terutama ditopang oleh investasi, konsumsi yang masih kuat serta kinerja ekspor yang positif seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia. 

Pemulihan ekonomi juga tercermin pada peningkatan permintaan kredit pada Januari yang tumbuh sebesar 8,3% secara tahunan, lebih tinggi dari pencapaian akhir 2016, yang hanya tumbuh sebesar 7,9%.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman menambahkan, meski begitu suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 Day Reverse Repo Rate (RRR) berpeluang naik di tahun ini.

Jika Indonesia menghadapi dua kondisi. Pertama, inflasi yang berada di atas target sasaran BI, yaitu di atas 5%. Kedua, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya di tahun ini. "Kalau dua hal ini terjadi maka ada peluang kenaikan BI 7 Day di semster kedua nanti," kata Juniman kepada KONTAN, Kamis (16/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×