kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,27   6,91   0.74%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi energi menurun, dorongan pertumbuhan ekonomi tahun depan berkurang


Jumat, 06 September 2019 / 19:01 WIB
Subsidi energi menurun, dorongan pertumbuhan ekonomi tahun depan berkurang
ILUSTRASI. Rapat kerja Bank Indonesia dan Pemerintah dengan Badan Anggaran DPR


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan pemerintah menyepakati postur sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020. 
Dalam rapat kerja Banggar dan Kementerian Keuangan, Jumat (6/9), disepakati belanja negara menjadi sebesar Rp 2.540,4 triliun, naik dari sebelumnya Rp 2.528,8 triliun dalam RAPBN 2020. 

Namun, komponen belanja subsidi energi turun Rp 12,1 triliun dari pagu dalam RAPBN 2020 sebelumnya menjadi Rp 125,3 triliun. 

Anggaran subsidi energi tersebut lebih rendah dari proyeksi (outlook) realisasi subsidi energi sepanjang tahun ini yaitu Rp 142,59 triliun. 

Penghematan belanja subsidi energi memang menjadi salah satu kebijakan yang diupayakan pemerintah dari tahun ke tahun. Tujuannya mengarahkan belanja pemerintah ke belanja yang sifatnya lebih produktif. 

Baca Juga: Belanja negara naik Rp 11,6 triliun dalam postur sementara RAPBN 2020

Namun di sisi lain, Banggar yang dipimpin oleh Kahar Muzakir menilai, penurunan subsidi energi untuk tahun depan akan mempengaruhi potensi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 5,3%. Pasalnya, pengurangan subsidi energi bakal mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Sementara, Anggota Banggar dari Fraksi Partai Gerindra Sumarjati Arjoso menyayangkan penurunan subsidi energi di tengah anggaran pembayaran bunga utang pemerintah yang meningkat. 

“Bunga utang kita terus naik mencapai hampir Rp 300 triliun tahun depan di tengah penerimaan pajak yang menurun. Kita berutang hanya untuk membayar bunga utang,” tandasnya.

Senada, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira berpendapat, adanya penyesuaian anggaran subsidi energi akan berdampak pada pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. 

Baca Juga: Disepakati Banggar, ini postur sementara APBN tahun 2020

Dampak ini terutama akibat keputusan pemerintah yang mengeluarkan pelanggan listrik golongan R1 900 VA Rumah Tangga Mampu dari kategori yang disubsidi mulai tahun depan. “Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tumbuh di bawah 5% dan efek ke pertumbuhan ekonomi mungkin melambat ke 4.9%,” tandasnya. 

Tak hanya konsumsi rumah tangga, menurunnya belanja subsidi energi menurut Bhima juga akan menurunkan geliat aktivitas industri manufaktur, hingga penjualan properti dan ritel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×