kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,17   5,84   0.65%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi energi berpotensi bengkak Rp 30 triliun


Senin, 22 Januari 2018 / 19:02 WIB
Subsidi energi berpotensi bengkak Rp 30 triliun
ILUSTRASI. BBM Pertamax series di SPBU Pertamina


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh 5,2%, lebih tinggi dibanding proyeksi tahun 2017 yang sebesar 5,1%. Meski begitu, Standard Chartered melihat ekonomi masih dibayangi risiko, terutama dari sisi fiskal.

Kepala Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Aldian Taloputra mengatakan, pihaknya memperkirakan rata-rata harga minyak mentah internasional tahun ini akan tembus US$ 61 per barel. Sementara itu, pemerintah mematok asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 48 per barel dalam APBN 2018.

Dengan kenaikan harga minyak tersebut, harga ritel bahan bakar minyak (BBM) saat ini diperkirakan lebih rendah 5%-10% dari harga keekonomiannya. Namun, demi menjaga daya beli masyarakat, pemerintah hanya akan menaikkan harga Pertamax dan Pertalite. Sementara harga BBM bersubsidi, yakni premium dan solar tak berubah.

Dengan demikian, "Kami memprediksi beban subsidi akan meningkat Rp 30 triliun atau 0,2% dari PDB, dengan asumsi harga minyak bertahan pada tingkat atas seperti saat ini (US$ 48 per barel)," kata Aldian, Senin (22/1). Pihaknya juga memperkirakan, realisasi belanja pemerintah pada tahun ini akan tumbuh 5% year on year (YoY).

Di sisi lain, pihaknya juga melihat target penerimaan pajak yang dipatok pemerintah sebesar Rp 1.618,1 triliun masih tinggi. Walaupun, pemerintah punya siasat menarik pajak lebih tinggi dari implementasi keterbukaan informasi untuk kepentingan perpajakan (Automatic Exchange of Information atau AEoI).

Oleh karena itu, ia memperkirakan penerimaan pajak tahun ini masih akan mencatatkan shortfall. "Sehingga budget defisit (melebar) di 2,5%-2,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Aldian dalam konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Senin (22/1). Sementara defisit anggaran dalam APBN 2018 sendiri, dipatok sebesar 2,19% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×