Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 sebesar 5,2%. Angka itu naik dibanding proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1%.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldial Taloputra menjelaskan, ekonomi Indonesia tahun ini akan didorong oleh investasi yang masih cukup kuat, belanja rumah tangga yang lebih stabil, dan kinerja ekspor.
Aldian menjelaskan, konsumsi yang lebih stabil tersebut didorong oleh stabilisasi kondisi makroekonomi, rupiah, inflasi, dan optimisme konsumen yang masih cukup baik.
Aldian memperkirakan, kurs rupiah akan ada di level Rp 13.600 per dollar Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 2018 dan inflasi di level 4% pada tahun ini. Tak hanya itu, belanja sosial pemerintah pada tahun ini juga naik 6% dibanding tahun lalu.
"Kalau diambil belanja Kementerian Sosial, dana desa, belanja subsidi energi, itu lebih besa dibanding adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) di tahun-tahun sebelumnya. Ini akan membantu daya beli di pendaparan menengah ke bawah," kata Aldian dalam konferensi pers Economic Outlook 2018 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (22/1).
Dari sisi investasi yang pada tahun ini diperkirakan lebih baik didorong oleh investasi pemerintah, khususnya pembangunan infrastruktur. Aldian bilang, pihaknya melihat investasi swasta mulai bangkit.
"46% investor (yang menghadiri acara seminar Economic Outlook 2018) bilang capital expenditure 2018 akan lebih baik. Memang masih didominasi pemerintah, tetapi dilihat trennya impor barang modal tumbuh double digit," tambah dia.
Dari sisi ekspor, perbaikannya masih akan didorong oleh harga komoditi. Meski ekonomi China tahun ini diperkirakan melambat ke 6,5% dari tahun lalu yang sebesar 6,9%, pihaknya melihat konsumsi dari Negeri Tirai Bambu tersebut cukup baik.
Hal ini pula yang akan mendorong perbaikan investasi, khususnya perusahaan pertambangan baik dalam bentuk ekspansi atau revitalisasi alat-alatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News