Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun politik yang dimulai pada 2018 hingga 2019 nanti diperkirakan tak akan menganggu ekonomi Indonesia. Pilkada dan Pilpres diperkirakan akan menyumbang pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, pengaruhnya diramal terbatas.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengatakan, tahun politik tak akan menghentikan reformasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. "Sebab, pemerintah akan all out mendorong reformasi di tahun ini," kata Aldian dalam konferensi pers di Hotel Mandarin Oriental, Senin (22/1).
Faktor politik, lanjut dia, besar kemungkinan akan mempengaruhi pembuatan kebijakan, khususnya tingginya belanja sosial dan subsidi di tahun ini. Tak hanya itu, pemerintah tetap melakukan belanja infrastruktur sehingga risiko penurunan investasi sangat minim, walaupun swasta sendiri masih akan hati-hati.
"Komoditi juga masih bagus outlook-nya, sehingga perusahaan tambang apakah dia mau ekspansi atau merevitalisasi equipment-nya," tambah dia.
Meski begitu, dampak politik terhadap ekonomi diperkirakan terbatas. Berdasarkan historis tahun 2015 dan 2017, pilkada hanya akan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 0,02% melalui pertumbuhan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
Sementara itu, dampak perhelatan Asian Games dan Annual Meeting IMF-World Bank terhadap ekonomi, sulit diukur. Namun, dia juga memperkirakan dampaknya tetap terbatas.
Rino Donosepoetro, Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia mengatakan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Indonesia lanjut dia, memiliki resiliansi yang cukup kuat sehingga meski ada pilkada tidak akan berpengaruh besar terhadap perlambatan reformasi kebijakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News