kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sri Mulyani: Target pertumbuhan ekonomi tahun depan masih realistis


Selasa, 05 Juni 2018 / 12:55 WIB
Sri Mulyani: Target pertumbuhan ekonomi tahun depan masih realistis
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani saat sidang paripurna DPR


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mengusulkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan sebesar 5,4%-5,8%. Namun, angka ini dinilai terlalu tinggi oleh Komisi XI DPR RI.

Namun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi di tahun depan masih cukup realistis. Meskipun ia memproyeksi bahwa ekonomi akan tumbuh pada batas bawah di tahun depan. 

"Untuk 2019 sebesar 5,4%-5,8% masih cukup realistis. Meskipun saya sampaikan bahwa memang cenderung di lower end-nya," ujar Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (5/6) dalam rapat kerja terkait asumsi makroekonomi 2019.

Selain itu, ia mengatakan, target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 juga didasarkan pada pertimbangan ekonomi di tahun ini. Ia memproyeksi, ekonomi tahun 2018 minimal tumbuh 5,18% dan maksimal tumbuh 5,2%.

Pada kuartal I-2018, kata Sri Mulyani, ada proyeksi yang baik dari sisi permintaan dimana pendorong utama pertumbuhan ekonomi yakni konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95%, sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. 

Sementara, dari sisi investasi, Sri Mulyani memperkirakan tahun ini bisa bertahan untuk tumbuh di atas 7%.

Ia melihat, peningkatan investasi dari sektor swasta terutama manufaktur yang punya keterkaitan ke sektor kimia dan makanan minuman masih akan kuat (robust).

Tahun depan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada tahun depan ditargetkan sebesar Rp 13.700-Rp 14.000, melemah dibandingkan target kurs tahun ini yang sebesar Rp 13.400. Sementara laju inflasi tahun depan tetap 3,5 plus minus 1%. 

Sementara itu, suku bunga SPN 3 bulan tahun 2019 diproyeksi pada kisaran 4,6%-5,2%, cenderung sama dengan tahun ini yang sebesar 5,2%. 

Dari sisi harga minyak mentah Indonesia atau ICP, ditargetkan sebesar US$ 60-US$ 70 per barel, lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang sebesar US$ 48 per barel. Sementara, asumsi lifting minyak bumi pada tahun 2019 diperkirakan mencapai sekitar 722.000-805.000 barel/hari, sementara lifting gas bumi sekitar 1,21 juta-1,30 juta barel setara minyak per hari.

Anggota Komisi XI dari Fraksi Nasdem Johnny G Plate menyatakan, secara keseluruhan, proyeksi pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah dalam rancangan APBN 2019 cenderung ambisius. 

Sebab, pada tahun depan Indonesia masih bakal dihadapkan oleh beberapa tantangan. Misalnya, risiko dari perdagangan dunia, yakni proteksionisme di sejumlah negara, normalisasi kebijakan moneter di AS, dan situasi geopolitik luar negeri.

“Asumsi makro ini luar biasa optimistiknya. Tapi memang tantangan yang luar biasa juga," kata Johnny di Gedung DPR RI, Senin (4/6).

Anggota Komisi XI dari Fraksi Golkar Elviana mengatakan, tak hanya pertumbuhan ekonomi, seluruh asumsi makro yang ditargetkan pemerintah dari tahun ke tahun tidak pernah tercapai karena terlampau optimistis.

"Kenapa asumsi yang disusun tim ekonomi komisi XI ini selalu meleset? Tidak pernah tercapai. Apakah tidak meninjau langsung ke lapangan?” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×