kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,66   17,31   1.89%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Skema LCS Bisa Kurangi Ketergantungan Pada Mata Uang Tertentu


Rabu, 16 Februari 2022 / 13:58 WIB
Sri Mulyani: Skema LCS Bisa Kurangi Ketergantungan Pada Mata Uang Tertentu
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia sudah memiliki perjanjian kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi atau local currency settlement (LCS) dengan beberapa negara. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kerja sama ini memberikan manfaat bagi Indonesia maupun negara mitranya. 

“LCS ini bisa mengurangi ketergantungan di suatu mata uang tertentu, terutama dolar Amerika Serikat (AS) sehingga bisa menciptakan stabilitas lebih antara Indonesia dan negara mitra,” ujar Sri Mulyani dalam High Level Discussion, “Strategic Policy Framework to Enchance The Usage of Local Currency Settlement in Trade and Investment in Asia”, Rabu (16/2). 

Ia menambahkan, dengan tidak bergantungnya Indonesia ke satu mata uang saja, ini bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 

Selain itu, para pengguna transaksi LCS ini juga mendapatkan manfaat biaya lebih murah. Pasalnya, perdagangan maupun investasi bisa langsung dikonversikan ke mata uang negara mitra. 

Baca Juga: BI Bidik Transaksi LCS Naik 10% pada Tahun 2022

Sebagai contoh, sebelum ada transaksi LCS dengan negara mitra, investor maupun pelaku perdagangan harus mengkonversi mata uangnya ke dolar AS dulu, kemudian mengkonversi kembali ke mata uang negara mitra. 

“Tentunya dengan konversi langsung menciptakan biaya yang lebih murah. Sehingga vulnerabilitas bisa berkurang meski ada ketidakpastian global,” tambah Sri Mulyani. 

Sri Mulyani juga mengapresiasi upaya Bank Indonesia (BI) dalam mengembangkan transaksi LCS. Transaksi LCS juga memungkinkan Indonesia dengan negara mitra membayar menggunakan QRIS dan tentu saja ini lebih mempermudah transaksi. 

Akan tetapi, ia mengingatkan agar BI, bank sentral negara mitra, maupun perbankan untuk tetap menciptakan keamanan dan digital literasi untuk menanggulangi risiko yang muncul dari transaksi digital. 

“Kita harus melindungi dari cyber crime, proteksi dari data eksploitasi, dan bahkan meningkatkan kewaspadaan dengan anti money laundry,” tandasnya. 

Sebagai tambahan informasi, saat ini Indonesia sudah memiliki kerja sama LCS dengan empat negara, seperti Jepang, Malaysia, Thailand, dan China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×