Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat penerimaan pajak tumbuh positif dan mayoritas mencatatkan peningkatan double digit. Hal ini mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi telah terjadi di berbagai sektor.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kinerja penerimaan pajak per sektor pada semester I-2022 ditopang oleh kenaikan harga komoditas sejak tahun 2021, pemulihan ekonomi yang berjalan, serta basis yang rendah akibat phasing-out insentif.
Ia menjabarkan, sektor dengan konstribusi besar dalam penerimaan pajak yaitu manufaktur dan industri pengolahan tumbuh 45,1% dari periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 6,2%. Sektor ini juga menjadi andalan dalam penerimaan pajak karena konstribusinya yang tertinggi mencapai 29,4%.
Baca Juga: Semester I 2022, Realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Tumbuh 56,1%
"Ini melonjak dari tahun lalu yang juga sudah mulai pulih dengan pertumbuhan hanya 6,2%," ujar Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7).
Sementara itu, sektor perdagngan berkonstribusi 23,4% kepada penerimaan pajak. Sektor ini mengalami pertumbuhan 62,8% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 11,4%. Industri pengolahan dan perdagangan yang tumbuh sangat baik juga sejalan dengan peningkatan aktivitas produksi dan penjualan yang mendorong peningkatan impor dan ekspor.
Pertumbuhan tertinggi dicatat oleh sektor pertambangan yang tumbuh hingga 286,8%, angka ini jauh berbeda dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mengalami kontraksi 8,2%. Tingginya pertumbuhan pada sektor pertambangan ini didukung oleh kenaikan harga komoditas tambang sejak tahun 2021.
"Sektor pertambangan jelas, karena adanya komoditas boom, pertumbuhannya sangat dramastis 286,8%, tahun lalu masih kontraksi 8,2%," katanya.
Lebih lanjut Sri Mulyani mengatakan, sektor jasa keuangan dan asuransi juga tumbuh sebesar 16,2% dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama mengalami kontraksi sebesar 3,9%. Kemudian, sektor konstruksi dan real estate juga tumbuh sebesar 13,0%.
"Untuk konstruksi dan real estate, ini yang bagus, karena tahun lalu masih sangat dalam (kontraksi) yaitu 15,2%. Jadi ini yang dianggap konstruksi dan real estate adalah sektor yang mengalami scarring effect sangat dalam," tuturnya.
Begitu juga dengan sektor transportasi dan perdagangan yang mengalami pemulihan setelah sempat tertekan pandemi Covid-19, pada semester I-2022 tumbuh 12,3%. Angka ini berbanding terbalik dengan periode yang sama pada tahun lalu yang turun 0,7%.
Baca Juga: Penerimaan Pajak Meningkat, PPh 22 Impor Tumbuh Paling Tinggi
Bendahara negara tersebut mengatakan, sektor informasi dan komunikasi yang merupakan industri pemenang dalam situasi pandemi tahun lalu yang tumbuh 15,9%, pada semester I-2022 mengalami perlambatan 7,2% akibat transaksi semester I-2021 yang tidak berulang di 2022. Sementara itu, sektor jasa perusahaan juga tumbuh sebesar 17,8% jika dibandingkan pada tahun lalu di periode yang sama turun 4,9%.
"Kalau kita lihat per sektor juga menunjukkan pemulihan yang cukup merata, memang pertambangan mendominasi karena komoditas boom, tapi kalau kita lihat di dalam sektoral contribution itu hampir semua sektor mengalami pemulihan yang luar biasa," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News