Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penerimaan pajak berdasarkan jenisnya mengalami pertumbuhan yang menggembirakan, hingga Semester I 2022.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pajak Penghasilan (PPh) 22 impor yang mencapai 236,8%. Menurutnya pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh basis rendah pada periode sama tahun sebelumnya akibat insentif pajak.
Selain itu, pada saat yang sama, aktivitas impor juga meningkat, yang juga terlihat pada pertumbuhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Impor.
“PPh 22 impor hingga Semester I-2022 tumbuh 236,8%. Ini menggambarkan bahwa impor bahan baku dan modal melonjak, mengalami kenaikan, dibandingkan tahun lalu yang berkontraksi 43,6%,” tutur Sri Mulyani saat melakukan rapat kerja Bersama Banggar DPR RI, Jumat (1/7).
Baca Juga: Bisnis Wajib Pajak Membaik, Restitusi Pajak Turun 41,44% Per Mei 2022
Pertumbuhan juga terjadi pada PPh 21 atau pajak karyawan. Hingga Semester I 2022 realisasinya melonjak 19%, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mengalami kontraksi sangat dalam 0,1%. Menurutnya pertumbuhan tersebut menandakan adanya pemulihan pada serapan tenaga kerja.
Kemudian, untuk PPh orang pribadi juga tercatat tumbuh 10,2%, lebih tinggi dibandingkan realisasi Semester I-2021 yang mengalami kontraksi 3,2%. Lalu, PPh Badan juga tumbuh 136,2% dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang mengalami kontraksi 8%.
PPh Badan ini tumbuh sangat baik didukung oleh profitabilitas usaha yang meningkat dan basis rendah tahun 2021 akibat insentif pajak.
“Jadi ini menggambarkan pemulihan ekonomi didorong masyarakat, rumah tangga dengan income baik dan juga korporasi yang kondisi aktivitas ekonomi membaik sehingga membayar PPh Badan lebih tinggi,” jelasnya.
Selanjutnya, untuk PPh 26 juga mengalami pertumbuhan 18,2%, namun pertumbuhannya lebih rendah dari realisasi tahun lalu yang mencapai 20,3%.
Baca Juga: PPh 21 dan PPN Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak hingga Mei 2022
PPh Final juga tumbuh 81,4% lebih tinggi dari realisasi tahun lalu 11,6%. Sri Mulyani bilang, implementasi Program Pengungkapan Sukarela (PPS) menjadi penopang baiknya kinerja PPh Final.
PPN Dalam Negeri (DN) juga tumbuh 32,2% lebih tinggi dari realisasi tahun lalu 11,6%. Kinerja PPN DN yang baik ini mencerminkan pemulihan konsumsi dalam negeri.
Terakhir adalah PPN Impor yang juga tumbuh 40,3% atau lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun lalu yang sebesar 21%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News