kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sri Mulyani prediksi pertumbuhan konsumsi pada triwulan II 2020 bisa memburuk


Minggu, 10 Mei 2020 / 19:34 WIB
Sri Mulyani prediksi pertumbuhan konsumsi pada triwulan II 2020 bisa memburuk
ILUSTRASI. Suasana Lotte Grosir di Kota Bogor, Sabtu (11/4/2020).


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dampak corona virus disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian semakin terasa. Terutama pada konsumsi rumah tangga yang sudah ambles pada tiga bulan pertama di tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84% pada kuartal I-2020. Angka tersebut menurun tajam apabila dibandingkan dengan posisi yang sama pada kuartal I-2019 sebesar 5,02%.

Penurunan konsumsi rumah tangga terlihat pada beberapa komponen. Pertama, penjualan eceran terkontraksi terutama pada penjualan pakaian, bahan bakar kendaraan, peralatan informasi dan telekomunikasi serta budaya dan rekreasi.

Baca Juga: Bahana Artha Ventura tunggu relaksasi UMi dari pusat investasi pemerintah

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dari realisasi konsumsi rumah tangga itu menjadi cerminan akan terjadinya penurunan konsumsi rumah tangga. Terlebih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada kuartal II-2020 sudah melebihi durasi periode sebelumnya. Artinya perputaran ekonomi di masyarakat semakin sempit.

“Data pertumbuhan ekonomi BPS (sebesar) 2,97% dari yang diprediksi kami sebelumnya meleset. Ini menambah perseketif tambahan bagi kami bahwa Covid itu betul-betul menurunkan aktivitas ekonomi baik dari sisi demand yaitu konsumsi masyarakat terutama jasa transportasi yang langsung drop negatif  dan juga berbagai belanja di bidang konsumsi yang sifatnya non esensial,” kata Sri Mulyani, Jumat (8/5).

Sri Mulyani tidak menduga, ternyata hanya di Maret saja dampak penurunan konsumsi rumah tangga sudah jatuh. Sri Mulyani yang akrab disapa Ani ini bilang data inflasi April sebesar 0,08% dengan akumulasi Januari-April 2020 di level 2,67% menunjukkan turunnya daya beli masyarakat akibat PSBB.

Baca Juga: Pemerintah bebaskan pajak UMKM, Kemenkeu catat negara tanggung Rp 2,4 triliun

“Kuartal II-2020 memang akan lebih buruk, karena kita melihat memang mulai April-Mei 2020 PSBB berlansung di berbagai daerah, sehingga konsumsi dan belanja akan turun signifikan,” ujar Ani



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×