kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani sebut penarikan utang Indonesia hingga Oktober 2021 terkontraksi 32,5%


Jumat, 26 November 2021 / 14:41 WIB
Sri Mulyani sebut penarikan utang Indonesia hingga Oktober 2021 terkontraksi 32,5%
ILUSTRASI. Sri Mulyani sebut penarikan utang Indonesia hingga Oktober 2021 terkontraksi 32,5%


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan penarikan utang Indonesia hingga Oktober 2021 terkontraksi 32,5%.

Hingga kini, penarikan utang tercatat sebesar Rp 645,8 triliun atau 54,9% dari APBN yang sebesar Rp 1.177,4 triliun. Penarikan utang ini juga lebih kecil dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 956,3%.

“Pembiayaan pada 31 Oktober 2021 mencapai Rp 645,8 triliun dari utang. Dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 956,3 triliun, dan ini adalah penurunan yang sangat tajam padahal kita masih dalam situasi Covid-19.

Tapi kita bisa menurunkan pembiayaan yang sangat signifikan yaitu -32,5%,” ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Kamis (25/11).

Baca Juga: Realisasi penyaluran TKDD masih tetap rendah, Sri Mulyani: Ini masalah serius

Sri Mulyani menjelaskan, turunnya penarikan utang sejalan dengan penurunan penarikan utang dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan turunnya pinjaman netto pemerintah.

Tercatat pembiayaan utang dari SBN sampai Oktober 2021 ini -29,1%. Nominalnya mencapai Rp 668,7 triliun atau 55,4% dari target APBN senilai Rp 1.207,3 triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penerbitan SBN netto mencapai Rp 943,5 triliun.

Sementara pinjaman netto terkontraksi 2,3 kali lipat.

“Sisi pinjaman juga alami kontraksi dari tahun lalu Rp 12,8 triliun netto. Tahun ini alami negatif Rp 22,9 triliun. Ini adalah cerita mengenai pemulihan APBN, konsolidasi dan fiscal policy yang prudent. Makanya Fitch (Ratings) menggarisbawahi APBN kita mulai menunjukkan adanya penyehatan,” jelas Mulyani.

Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, penurunan utang sedikit dipengaruhi oleh bantuan Bank Indonesia menyerap SBN untuk membiayai sebagian defisit fiskal. Kontribusi Bank Indonesia dalam pembelian SBN skema Surat Keputusan Bersama (SKB)  I mencapai Rp 143,32 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani sebut defisit APBN hingga Oktober 2021 jauh lebih baik dari tahun lalu

SKB I tersebut terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) Rp 97,89 triliun dan Surat Berharga. Syariah Negara (SBSN) mencapai Rp 45,44 triliun.

Di sisi lain, pemerintah menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL) dalam rangka mengoptimalkan manajemen cash atau likuiditas serta memanfaatkan fasilitas dari BI dalam bentuk SKB III, terutama untuk belanja kesehatan.

“Sehingga pembiayaan kita ada cerita positif yang sangat kuat mengenai kesehatan APBN yang secara bertahap akan kita restore atau kita pulihkan,” jelas Ani.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×