Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini hanya berkisar Rp 3.000 triliun, sehingga selisihnya cukup besar.
"Dibutuhkan US$ 243 miliar hanya untuk pengurangan emisi karbon di sektor ketenagalistrikan," ujar Sri Mulyani dalam acara Sustainable Finance: Instrument and Management in Achieving Sustainable Development of Indonesia, Rabu (13/7).
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengungkapkan, untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29%, maka sektor ketenagalistrikan perlu mengurangi emisi karbon hingga 314 juta ton CO2.
Baca Juga: Tunda Penerapan Pajak Karbon untuk Kedua Kalinya, Ini Penjelasan Sri Mulyani
Begitu juga apabila ingin mengurangi sebesar 41%, maka sektor ketenagalistrikan harus mengurangi sebesar 441 juta ton CO2. Sehingga diperlukan sumber pendanaan lain yang tidak hanya dari pemerintah, melainkan dari peran swasta dan lembaga internasional.
"Pemerintah memainkan peran penting, tetapi tidak hanya menjadi sumber tunggal, namun peran sektor swasta dan lembaga internasional juga sangat penting," kata Bendahara Negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News