CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sri Mulyani Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Perlu Diwaspadai


Kamis, 22 September 2022 / 16:19 WIB
Sri Mulyani Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Perlu Diwaspadai
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi keterangan kepada awak media usai membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2022 di Jakarta, Kamis (22/9).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut pada Rabu (21/9) perlu diwaspadai. 

Apalagi The Fed juga memberi sinyal akan mengerek suku bunga setidaknya satu kenaikan lagi pada tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa seluruh negara berkembang mewaspadai kebijakan yang diambil The Fed. Pasalnya kenaikan suku bunga acuan biasanya akan menyebabkan capital outflow pada negara-negara berkembang.

"Sebetulnya dinamika dari capital outflow dengan pengumuman dari mulai normalisasi, atau yang disebut kenaikan suku bunga yang kemudian menimbulkan dampak. Itu sudah mulai terjadi selama ini. Tahun 2022 ini sebetulnya capital outflow dari emerging country sudah sangat terjadi dan bahkan cukup dramatis," ujar Sri Mulyani kepada awak media di Gedung Parlemen, Kamis (22/9).

Baca Juga: Gubernur BI Sebut Perlambatan Ekonomi Global Sudah di Depan Mata

Oleh karena itu, hal tersebut menyebabkan banyak negara yang pembiayaannya akan sulit atau pengelolaan utangnya. Bahkan International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa 60 negara akan menghadapi kesulitan di dalam pembiayaan utang.

Dengan kebijakan yang diambil oleh The Fed, Sri Mulyani menyarankan untuk negara-negara berkembang memperkuat resiliensi untuk menghadapi risiko capital outflow.

"Walaupun sudah disampaikan berkali-kali, proyeksi terhadap The Fed yang akan diperkirakan suku bunganya bisa mencapai di atas 4% tahun depan sudah dimasukkan di dalam perkiraan dinamika dari capital outflow," katanya.

Baca Juga: Bunga BI Naik, Bunga Simpanan dan Bunga Kredit Justru Turun

Namun, Sri Mulyani optimistis, perekonomian Indonesia masih cukup baik dengan dibuktikan neraca perdagangan yang masih surplus dan juga cadangan devisa yang relatif stabil. Meski begitu, dirinya masih akan mewaspadai kemungkinan risiko capital outflow tersebut.

"Kita tetap harus waspada terhadap kemungkinan gejolak dari capital outflow itu karena kenaikan suku bunga yang sangat hawkis," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×