kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sri Mulyani sebut Indeks Keyakinan Konsumen perlahan membaik di triwulan III 2020


Selasa, 22 September 2020 / 14:21 WIB
Sri Mulyani sebut Indeks Keyakinan Konsumen perlahan membaik di triwulan III 2020
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja di sebuah supermarket di Depok, Jawa Barat, Selasa (15/9/2020). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) berharap adanya relaksasi?PSBB terhadap peritel modern karena peritel modern dapat mengikuti aturan protokol kesehatan Covid-1


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan perkembangan indikator konsumsi atau Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2020 terhadap perekonomian secara perlahan menunjukkan peningkatan di awal triwulan III.

Hal ini mengindikasikan adanya optimisme konsumen yang membaik meski masih pada level pesimis di bawah  level 100. Hal ini tercermin dari IKK yang sebesar 86,90 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di level 86,19.

“Ini yang harus kita tetap jaga dengan hati-hati. Membaiknya keyakinan konsumen juga didorong oleh persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini,” jelas Sri Mulyani dalam konferensi Pers APBN KiTa edisi Agustus 2020 secara daring, Selasa (22/9).

Baca Juga: Ekspektasi konsumen terhadap ekonomi dalam 6 bulan ke depan melemah

Sri Mulyani melanjutkan, ekspetasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang dinilai sudah cukup optimis. Namun, pada bulan Agustus 2020 masih menunjukan pelemahan dihandingkan ekspetasi bulan sebelumnya.

“Hal itu disebabkan oleh ekspetasi terhadap penghasilan ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha ke depan yang tidak sekuat bulan sebelumnya,” tambah Menkeu.

Adapun, kredit konsumsi masih mengalami perlambatan pertumbuhan dari 2,36% pada Juni menjadi 1,5% pada Juli 2020. Hal ini disebabkan oleh perlambatan dari kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan apartemen, kredit kendaraan bermotor hingga kredit multiguna lainnya.

“Inilah yang menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi tidak mungkin hanya didorong oleh belanja pemerintah, sektor perbankan, sektor investasi dan sektor konsumsi harus segera dikembalikan. Karena mereka merupakan motor penggerak ekonomi yang lebih berpengaruh,” tutup Menkeu.

Selanjutnya: Optimisme konsumen menurun enam bulan ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×