kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Otak Atik Anggaran untuk Bansos Tambahan


Senin, 29 Januari 2024 / 17:39 WIB
Sri Mulyani Otak Atik Anggaran untuk Bansos Tambahan
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengantongan beras bantuan sosial saat proses pendistribusian di gudang Perum Bulog Kantor Wilayah Aceh, kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (12/9/2023). ANTARA FOTO/Ampelsa/tom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan akan mengotak-atik Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos) tambahan yang gencar disalurkan pada awal tahun 2024 ini. 

Bansos tambahan tersebut di antaranya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp 200 ribu untuk Januari, Februari, dan Maret 2024. Bantuan ini akan diberikan langsung untuk 3 bulan yakni Rp 600 ribu, diberikan pada Februari kepada 18 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kemudian, Pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras (BPB) hingga Juni 2024. Bantuan beras ini akan diberikan kepada 22 juta penerima bantuan pangan (PBP) yang masing-masing menerima 10 kg beras/bulan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan, sebagian anggaran bansos ini dananya memang sudah ada dalam APBN.

Baca Juga: Siap-siap, Ada Guyuran BLT Pangan untuk 18,8 Juta KPM Pada Februari 2024

Meski begitu, untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan anggaran bansos tambahan tersebut ada beberapa perubahan pos anggaran yang mungkin bisa direalokasi dari kebutuhan anggaran yang sifatnya bukan belanja produktif.

“(Sumber dana bansos) sebagian besar kan sudah ada di APBN tapi ini kan memang ada beberapa perubahan-perubahan yang mungkin sifatnya merespons kondisi yang ada di masyarakat dan global. Nah ini tentunya kita akan carikan,” tutur Febrio kepada awak media, Senin (29/1).

Febrio menambahkan, anggaran dalam APBN  memang bersifat fleksibel untuk meredam shock absorber perekonomian, apalagi untuk menjadi bantalan sosial masyarakat yang disebabkan oleh gejolak global maupun domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×