kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II 2022 Sesuai Ekspektasi


Rabu, 11 Mei 2022 / 12:42 WIB
Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II 2022 Sesuai Ekspektasi
ILUSTRASI. Sri Mulyani Optimistis Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II 2022 Sesuai Ekspektasi


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomi di Kuartal II-2022. Ia bilang, Kementerian Keuangan masih akan mengalibrasi lagi karena ada faktor musiman seperti puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun dirinya mengaku masih akan menjaga di dalam range 4,5% hingga 5,2%.

“Inflasi sekarang sudah 3,5%, tahun lalu sangat rendah. Jadi ini semuanya akan saling mempengaruhi. Namun ekspor kita masih kuat yaitu tumbuh 16% dan saya yakin di kuartal II tumbuhnya juga sangat tinggi,” kata Sri Mulyani dalam Program B-Talk yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (10/5).

Selain itu, adanya larangan ekspor untuk CPO menurutnya juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2022. Sehingga dirinya mengatakan bahwa masih ada beberapa faktor yang harus dilihat agar mendapatkan estimasi yang sangat akurat mengenai proyeksi pertumbuhan ekonomdi di kuartal II tahun ini.

Baca Juga: Genjot Pemulihan Ekonomi, Sri Mulyani Dorong Investasi dari Swasta dan BUMN

Sri Mulyani menambahkan, jika melihat contoh kasus seperti di Sri Lanka yang saat ini mengatasi krisis politik luar biasa, Indonesia masih mendapatkan windfall profit APBN dari berbagai kenaikan komoditas.

“Coba bandingkan dengan negara lain seperti Sri Lanka. Itu situasinya jauh sangat menekan karena mereka tidak punya penerimaan, eskpornya berhenti dan masyarakatnya permintaannya tidak melonjak tinggo. Situasi ini jauh lebih pelik,” katanya.

Ia mengatakan, Indonesia paling tidak pemulihan ekonominya bagus, komoditasnya bagus serta ekspornya bagus sehingga yang bagus ini bisa digunakan untuk memperbaiki yang belum cukup bagus, seperti konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Windfall Profit APBN Dijadikan Bantalan Subsidi

Sehingga hal ini, apabila dua faktor tersebut yaitu belanja negara (konsumsi) dan investasi menjadi lebih baik, maka motor pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih merata.

“Kalau ini kemudian dua faktor tersebut menjadi lebih baik, maka kita melihat motor pertumbuhan ekonomi menjadi lebih merata,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×