Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbagi pengalamannya dalam kunjungan kerjanya ke Incheon, Korea Selatan. Pada Rabu (3/5) kemarin, Sri Mulyani menghadiri Governors’ Seminar: Policies to Support Asia’s Rebound bersama beberapa pejabat lainnya.
Saat seminar berlangsung, Sri Mulyani diminta untuk membahas peran multilateralisme dalam pemulihan Asia.
Menurutnya, di dunia yang saling terkoneksi seperti saat ini, multilateralisme menjadi cara terbaik untuk bangkit dan pulih dari krisis. Namun, untuk membuat multilateralisme efektif, tata kelola yang baik dan kepercayaan masyarakat perlu dibangun.
Baca Juga: Laba Perbankan Kian Gemuk Berkat Pemangkasan Pencadangan
Selain itu, Sri Mulyani juga membahas cara menurunkan ketimpangan di kawasan Asia. Dia berbagi pengalaman dari sisi kebijakan fiskal Indonesia dan menyatakan bahwa ada banyak instrumen kebijakan fiskal yang bisa digunakan untuk mengatasi ketimpangan, baik dari sisi penerimaan maupun belanja.
Dalam hal penerimaan, Sri Mulyani menekankan pentingnya kebijakan pajak yang progresif tanpa mengurangi motivasi untuk memperoleh penghasilan. Di sisi belanja, banyak dukungan bisa diberikan untuk penurunan kemiskinan, memutus kemiskinan antargenerasi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa kunci mempertahankan pemulihan Asia setelah pandemi adalah produktivitas. Oleh karena itu, Asia harus berinvestasi lebih banyak dalam peningkatan produktivitas yang merupakan sumber pertumbuhan yang paling lestari.
Baca Juga: IMF Melihat Ketidakpastian atas Kebijakan Moneter Jepang, Bisa Berimbas ke Global
Investasi untuk pendidikan, tenaga kerja, kebijakan makro, atau infrastruktur sangat diperlukan untuk meningkatkan pergerakan dan produktivitas masyarakat.
Sri Mulyani menyimpulkan bahwa semangat kerja sama dalam forum multilateral maupun regional sangat penting untuk menghadapi berbagai gejolak global. Forum-forum tersebut, seperti G20, ADB, ASEAN, ASEAN+3, dan forum multilateral lainnya, menjadi modal terkuat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News