kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.070   4,24   0,06%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,69   -0,20%
  • ISSI 215   0,70   0,33%
  • IDX30 423   -0,88   -0,21%
  • IDXHIDIV20 513   0,07   0,01%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Sri Mulyani keluhkan sulitnya mencari data UMKM yang katanya mencapai 60 juta


Rabu, 11 November 2020 / 17:17 WIB
Sri Mulyani keluhkan sulitnya mencari data UMKM yang katanya mencapai 60 juta
ILUSTRASI. Sri Mulyani keluhkan sulitnya mencari data UMKM yang katanya mencapai 60 juta.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluhkan sulitnya mengumpulkan data pelaku Usaha Mikro Kecill dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Padahal jumlah pelaku UMKM disebut mencapai 60 juta.

Menurut Sri Mulyani, data UMKM itu penting karena semua bantuan pemerintah saat ini, seperti program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui digital. Tujuannya adlaah agar tersalurkan secara efektif, efisien dan tepat sasaran.

Namun dalam melakukkan pengumpulan data dan updating data UMKM tersebut, menjadi pekerjaan yang tidak mudah sehingga menghambat kerja cepat pemerintah.

“Ini yang paling sering dibahas tapi sulit sekali dari sisi data adalah mengenai UMKM. Banyak yang bilang total UMKM ada lebih dari 60 juta, namun mencari orangnya ini ternyata tidak gampang,” jelas Sri Mulyani dalam diskusi Indonesia Fintech Summit 2020, Rabu (11/11).

Baca Juga: Mendes PDTT minta sisa dana desa dipergunakan untuk pelaksanaan PKTD

Menurut Sri Mulyani, database tersebut tersebar melalui perbankan seperti BRI, BNI dan sebagainya. Namun juga ada yang dari non-bank seperti PNM, Pegadaian dan sebagainya. Sehingga, data-data yang tersebar itu perlu dilakukan integrasi untuk bisa mengeksekusi secara efektif dan tepat sasaran.

Sri Mulyani, bersama dengan Bank Indonesia beserta Otoritas Jasa Keuangan juga terus berupaya untuk menjaga stabilitas sistem keuangan sambil terus mendorong pemulihan ekonomi Indonesia.

“Saya percaya meski dalam situasi ekonomi yang tidak pasti kita harus tetap mempunyai optimisme untuk memulihkan ekonomi,” katanya.

Sri Mulyani juga melihat sudah ada tanda-tanda pemulihan ekonomi pada kuartal III-2020. Sehingga baik dari kebijakan moneter maupun fiskal akan terus mendorong tren perbaikan ekonomi tersebut.

Selanjutnya: Gubernur BI sebut digitalisasi merupakan kunci perekonomian Indonesia ke depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×