Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, Pemeirntah Daerah (pemda) bisa mendorong belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di sisa tiga bulan terakhir tahun ini. Hal ini agar realisasi belanjanya bisa turut membantu menopang pemulihan ekonomi daerah, di saat kondisi tekanan perekonomian dunia sangat besar.
Adapun Dia mencatat, realisasi belanja pemda hingga September 2022 baru terserap Rp 637,92 triliun atau 53,4% dari target, meski mengalami sedikit peningkatan 0,1% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 637,29 triliun.
“Ini belanja September, jadi artinya Oktober, November, Desember masih banyak ruang untuk meningkatkan belanja, karena belanjanya masih ada (sisa) 46% belanja yang belum terealisir dalam tiga bulan terakhir,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (21/10).
Dia memerinci, realisasi belanja pemda tersebut terdiri dari belanja barang dan jasa yang tumbuh 2,2% dari periode sama tahun lalu, atau sebesar Rp 170,94 triliun disebabkan oleh kenaikan belanja perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, sewa bangunan, premi asuransi, belanja Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan jasa konsultasi.
Baca Juga: Baru Terserap 52,9%, Sri Mulyani Berharap Penyaluran Anggaran PEN Bisa Dipercepat
Kemudian, kinerja belanja modal juga mengalami pertumbuhan 18% dari periode sama tahun lalu atau sebesar Ro 62,86 triliun. Belanja ini tumbuh dipergunakan untuk belanja modal alat ukur, angkutan darat bermotor, labolatorium, komputer, alat pertanian dan peternakan, alat kedokteran, pengadaan konstruksi jalan dan bangunan, serta instalasi listrik dan telepon.
Selanjutnya, belanja pegawai mengalami penurunan 1,8% dari periode sama tahun lalu atau sebesar Rp 261,20 triliun. penurunan belanja pegawai ini seiring dengan menurunnya jumlah PNS daerah yang berkurang sebanyak 2,51%.
“Belanja pegawai pegawai mengalami penurunan karena PNS daerah berkurang 2,5%,” jelasnya.
Terakhir, belanja pemda lainnya juga tercatat menurun sebesar 5,3% dari periode sama tahun lalu atau baru terserap Rp 142,93 triliun. Belanja ini biasanya disalurkan jika ada belanja tidak terduga, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News