Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada November 2016 surplus sebesar US$ 840 juta atau setara dengan Rp 10,92 triliun (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS).
Nilai ekspor Indonesia tercatat naik 21,34% (yoy) bila dibandingkan November tahun lalu sebesar US$ 13,50 miliar. Sementara nilai impor US$ 12,66 miliar atau naik 9,88% dibandingkan November 2015.
Terkait hal ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa beberapa indikator kuartal terakhir memang menunjukkan bahwa beberapa harga komoditas sudah positif. “Tapi kita lihat di kuartal ini ekspor sudah flat dan tidak negatif lagi. Bahkan beberapa kegiatan ekonomi di sektor pertambangan sudah positive growth,” ujarnya.
Ia melihat bahwa trennya pada 2017 mesin ekonomi di negara maju mulai menyala, terutama AS dengan kenaikan suku bunga The Fed “Kenaikan itu tentu diiringi dengan optimisme bahwa pertumbuhannya akan lebih tinggi dari taun ini 1,9%. Mungkin tahun depan bisa di atas 2%,” ujarnya.
Dengan hal ini ia mengharapkan perekonomian yang selama ini tergantung pada AS akan mengalami tren yang lebih positif. “Namun seperti saya katakan, karena normalsiasi dari kebijakan moneter mungkin juga akan mempengaruhi dari sisi sentimen capital flow dari negara-negara lain,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News