CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Sri Mulyani Bicara Isu Pentingnya Atasi Dampak Krisis Geopolitik di Washington DC


Rabu, 20 April 2022 / 15:12 WIB
Sri Mulyani Bicara Isu Pentingnya Atasi Dampak Krisis Geopolitik di Washington DC
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin delegasi Indonesia menghadiri rangkaian Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia Tahun 2022 (IMF-WBG Spring Meetings) di Washington DC, Amerika Serikat.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melanjutkan dinasnya ke Washington DC dalam rangka menghadiri rangkaian IMF-WBG Spring Meetings 2022.

Dalam lawatan hari kedua, Sri Mulyani memimpin pertemuan Koalisi Para Menteri Keuangan untuk Perubahan Iklim, bersama dengan Menteri Keuangan Finlandia. Adapun pertemuan ini membahas mengenai upaya Koalisi dalam menanggapi krisis energi yang terjadi tanpa harus mengorbankan upaya penanganan dampak perubahan iklim.

Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani memimpin sesi diskusi mengenai pendekatan multilateral untuk harga karbon. Dirinya mengungkapkan bahwa penetapan harga karbon internasional agar lebih seimbang dengan mempertimbangkan kapasitas masing-masing negara.

“Menteri Keuangan juga mengajak untuk mewujudkan transisi yang adil dan terjangkau,” tulis Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari dalam keterangan resmi, Rabu (20/4).

Baca Juga: Sri Mulyani: Membaiknya Penerimaan PPN Bukti Aktivitas Konsumsi Makin Baik

Selain itu, Sri Mulyani juga menghadiri agenda lain, seperti menjadi panelis pada acara Trackling Food Insecurity : The Challenge and Call to Action, bersama Menteri Keuangan Amerika Serikat, Managing Director IMF, hingga Presiden Bank Dunia.

Dirinya menyerukan perlunya tindakan untuk mengatasi potensi terjadinya krisis ketahanan pangan sebagai dampak dari perang di Ukraina.

“Perang dan tindakan-tindakan yang menyertainya telah memicu kenaikan harga komoditas energi dan pangan. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi secara dini, akan menimbulkan krisis pangan di negara-negara miskin dan rentan yang memiliki kapasitas fiskal yang terbatas,” ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga menghadiri acara yang diselenggarakan oleh IMF dengan tajuk A Dialog with G20 Emerging Markets. Dialog ini dipimpin oleh Managing Director IMF dan dihadiri oleh negara-negara emerging market anggota G20, antara lain Indonesia, Saudi Arabia, Agentina, Brasil dan Afrika Selatan.

Selain tiga agenda tersebut, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden dua Lembaga Keuangan Internasional yaitu ADB dan Bank Dunia. Termasuk juga pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Malaysia, Agentina dan Brasil.

Baca Juga: Wow, Subsidi BBM dan Gas LPG 3 Kg Melonjak Dua Kali Lipat di Kuartal I-2022

Pertemuan dengan Presiden ADB mendiskusikan upaya-upaya mewujudkan mekanisme transisi energi melalui percepatan penghentian pembangkit listrik tenaga batubara dan secara bersamaan.

Selanjutnya, pertemuan dengan Presiden Bank Dunia membicarakan mengenai peningkatan kerjasama antara Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia. Dalam hal ini, Bank Dunia telah menjadi mitra pemerintah dalam proses reformasi kebijakan di Indonesia.

Baca Juga: Ada Surplus Anggaran pada Kuartal I, Ini Catatan dari Sri Mulyani

Sementara pertemuan dengan Menkeu AS membahas tentang agenda-agenda prioritas pada Presidensi G20 Indonesia, salah satunya adalah pembentukan fasilitas pembiayaan untuk pencegahan, kesiapsiagaan dan penanganan pandemi di masa depan.

Kemudian, pertemuan dengan Menteri Keuangan Brasil dan Argentina, Sri Mulyani membahas mengenai peran penting G20 di tengah krisis geopolitik. Dan terakhir, pertemuan dengan Menteri Keuangan Malaysia membahas mengenai upaya bersama dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Kedua Menteri juga berdiskusi mengenai dampak kenaikan harga CPO kepada ekonomi masing masing negara dan memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan harga. Indonesia dan Malaysia sepakat untuk terus bekerja sama menangani dampak lingkungan dari CPO tersebut,” tulis Rahayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×