kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani beberkan outlook APBN 2020 terbaru ke DPR


Senin, 06 April 2020 / 14:08 WIB
Sri Mulyani beberkan outlook APBN 2020 terbaru ke DPR
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pelantikan Kepala BKF di Jakarta (3/4/2020).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi XI DPR RI menggelar rapat kerja secara virtual dengan Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua OJK, dan Ketua LPS, Senin (6/4).

Rapat kerja membahas soal perkembangan ekonomi nasional yang terdampak oleh wabah virus corona  atauCovid-19 di Indonesia. Wabah ini telah menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global.

Baca Juga: Biayai defisit APBN 2020, Kementerian Keuangan akan gunakan anggaran alternatif

Kepada para dewan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan outlook defisit APBN 2020 akan menjadi jauh lebih lebar.

Menurut Sri Mulyani, defisit anggaran naik dari sebelumnya Rp 307,2 triliun atau 1,76% terhadap PDB menjadi sebesar Rp 853 triliun atau setara 5,07% terhadap PDB.

Kenaikan defisit disebabkan oleh outlook pendapatan negara yang menurun cukup signifikan yaitu dari sebelumnya ditargetkan sebesar Rp 2.233,2 triliun menjadi hanya Rp 1.760,9 triliun.

Di sisi lain, outlook belanja negara mengalami kenaikan dari sebelumnya diasumsikan sebesar Rp 2.540,4 triliun menjadi sebesar Rp 2.613,8 triliun.

Baca Juga: Perlu Stimulus Corona yang Bikin Lebih Nendang

“Belanja untuk kebutuhan meningkatkan sektor kesehatan dan memberikan perlindungan sosial bagi masyarakat terdampak sehingga jaminan sosial meningkat secara luar bisa, serta kebutuhan melindungi dunia usaha baik dalam bentuk pajak maupun pemberian relaksasi,” tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, outlook APBN yang disampaikannya tersebut bukan merupakan kepastian.

Baca Juga: Darurat Corona Bikin Ekonomi Kian Merana

Sebab, pergerakan ekonomi dan sosial masih akan terjadi terutama pada bulan April dan Mei yang disebut sebagai periode puncak penyebaran Corona di Indonesia, serta tergantung pada respon kebijakan pemerintah.

"Sehingga asesmen dan prediksi ini adalah outlook yang basisnya adalah skenario yang kita lihat berdasarkan asumsi yang kita kembangkan. Setiap minggu dan setiap bulan kami akan terus mengupdate outlook APBN yg masih sangat mungkin berubah,” tandas Sri Mulyani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×