kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

S&P: Pelonggaran fiskal lebih efektif redam dampak ekonomi Covid-19 di Asia Pasifik


Minggu, 08 Maret 2020 / 15:21 WIB
S&P: Pelonggaran fiskal lebih efektif redam dampak ekonomi Covid-19 di Asia Pasifik
ILUSTRASI. Ilustrasi ekonomi di Asia Pasific


Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dari sisi moneter, pelonggaran (monetary easing) juga akan tetap terjadi. Australia diproyeksi akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps),  Korea sebesar 50 bps, dan Jepang sebesar 10 bps disertai pembelian aset lainnya oleh pemerintah. 

“Tapi negara-negara tersebut tengah mengalami tantangan inflasi di bawah target dan mulai kehabisan ruang moneternya sehingga kebijakan pelonggaran moneter sudah atau sedang berada pada titik efektivitas terendah saat ini,” lanjut Shaun. 

Oleh karena itu, dukungan untuk menahan perlambatan ekonomi saat ini dinilai lebih besar berasal dari kebijakan fiskal.

Baca Juga: Skenario terburuk, ADB proyeksi dunia kehilangan US$ 347 miliar akibat virus corona

Adapun S&P memperingatkan,  pelonggaran moneter di  negara-negara  emerging market  yang masih mengalami defisit transaksi berjalan (CAD) perlu dilakukan secara lebih hati-hati. 

Pemotongan suku bunga acuan di negara  dengan masalah CAD seperti India, Indonesia, dan Filipina sangat bergantung pada ruang kebijakan yang disediakan oleh The Federal Reserve serta pada kondisi finansial yang menghadapi tantangan derasnya arus modal yang keluar dari pasar. 

"Jika The Fed memotong suku bunga dua atau tiga kali tahun ini, bank-bank sentral ini, seperti Malaysia dan Thailand, kemungkinan akan mengikuti dengan pemotongan 50bps-75bps. Di Vietnam, pelonggaran kebijakan lebih mungkin dilakukan melalui devaluasi nilai tukar,”  tandas Shaun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×