Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) diperkirakan dapat menyebabkan kerugian ekonomi secara global hingga sebesar US$ 347 miliar atau setara Rp 4.944 triliun (Rp 14.250 per dolar AS). Sampai hari ini, telah tercatat lebih dari 105.000 kasus Covid-19 merebak di lebih dari 90 negara di dunia.
Kepala Ekonom Asian Development Bank (ADB) Yasuyuki Sawada mengatakan, ada banyak ketidakpastian mengenai Covid-19 termasuk di antaranya dampak terhadap perekonomian.
“Dibutuhkan beberapa skenario untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang potensi kerugian. Analisis skenario harapannya bisa membantu pemerintah mempersiapkan respon yang tegas dan tepat untuk memitigasi dampak wabah ini pada manusia maupun pada ekonomi,” tutur Yasuyuki dalam keterangannya yang diterima Kontan.co.id, Jumat (6/3).
Dalam laporan analisisnya, The Economic Impacrt of The Covid-19 Outbreak on Developing Asia, bank tersebut membuat tiga skenario untuk menghitung dampak kerugian dari wabah Covid-19.
Baca Juga: ADB komitmen tingkatkan pinjaman untuk Indonesia menjadi US$ 2,7 miliar
Pertama, skenario terbaik (best case) yaitu jika penyebaran wabah berkurang dan restriksi-restriksi seperti wisata mulai dihapus setelah dua bulan sejak kasus pertama akhir Januari lalu. Maka estimasi ADB, kerugian dunia akan berkisar US$ 77 miliar atau 0,1% dari PDB dengan kerugian terbesar ada pada China yakni sebesar US$ 44 miliar atau 0,3% dari PDB China.
Kedua, skenario moderat (moderate case) di mana penyebaran wabah dan restriksi berlanjut atau meluas dalam kurun tiga bulan terhitung sejak akhir Januari lalu. Kerugian dunia diperhitungkan bisa mencapai US$ 156 miliar atau 0,2% dari PDB dengan kerugian terbesar di China sebesar US$ 103 miliar atau 0,8% dari PDB China.
Ketiga adalah skenario terburuk (worse case) yaitu jika wabah terus merebak sehingga kebijakan restriksi terus diperpanjang hingga enam bulan terhitung sejak akhir Januari lalu. ADB menghitung, kerugian dunia pada skenario ini bisa mencapai US$ 347 miliar atau 0,4% PDB. Kerugian China sendiri bisa menyentuh US$ 237 miliar atau 1,7% dari PDB China.
Sementara, negara-negara di kawasan Asia lainnya diperhitungkan mengalami kerugian berkisar US$ 16 miliar hingga US$ 42 miliar pada tiga skenario ADB tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News