kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sopir Muhtar Ependy mengaku serahkan uang ke Akil


Senin, 07 April 2014 / 18:59 WIB
Sopir Muhtar Ependy mengaku serahkan uang ke Akil
ILUSTRASI. Sajian kedai Kopai Osing Banyuwangi.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Sopir sekaligus asisten pribadi Muhtar Ependy, Miko Panji Tirtayasa pernah mengantarkan dua kardus berisi uang pecahan seratus ribu ke rumah dinas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, yang bertempat di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan. Awalnya, dua kardus tersebut diketahui Miko sebagai paket ikan asin.

"Saya disuruh anterin paket ikan asin. Bulan puasa waktu itu. Saya berdua dengan Pak Muhtar," kata Miko dalam persidangan dengan terdakwa Akil di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (7/4).

Lebih lanjut, menurut Miko, setelah tiba di rumah Akil, ia kemudian menurunkan dua kardus tersebut yang dibantu oleh sopir akil, Ade Daryono. Saat itulah, Miko mengetahui bahwa isi dua kardus tersebut bukanlah ikan asin seperti yang telah dikatakan bosnya.

"Kita lihat itu uang. Itu kan dilakban coklat. Rupiah pecahan seratus," imbuh dia.

Namun, tak terlihat sama sekali batang hidung Akil Mochtar saat dua kardus tersebut diturunkan. Kardus tersebut pun selanjutnya dibawa masuk ke dalam rumah Akil melalui pintu garasi.

Miko menceritakan, sebelum uang tersebut dibawa ke rumah Akil, bosnya sempat dua kali bertemu dengan seseorang di bilangan Kepala Gading, Jakarta.

Seseorang tersebut pun belakangan diketahui yaitu Bupati Empat Lawang, Budi Antoni. Dalam pertemuan kedua, Miko mengaku sempat mendengar obrolan  Budi yang mengaku kalah suara dalam Pilkada Empat Lawang kepada Muhtar.

Setelah pertemuan kedua, Miko mengantarkan Muhtar ke Bank BPD Kalimantan Barat dan membawa pulang dua kardus. Miko kemudian melanjutkan bahwa kardus-kardus itulah yang kemudian disebut Muhtar sebagai paket ikan asin yang kemudian diantarkan ke rumah dinas Akil. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×