kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sofjan:Tak hati-hati defisit APBN bisa lebih parah


Kamis, 15 Agustus 2013 / 20:26 WIB
Sofjan:Tak hati-hati defisit APBN bisa lebih parah
ILUSTRASI. Cara Belajar yang Tepat Sesuai dengan Gaya Belajar Visual hingga Kinestetik. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Erika Anindita | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Jumat (16/8) besok, Presiden SBY akan menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Paripurna DPR tentang nota keuangan dan RAPBN 2014. Para pengusaha pun mencoba mengkritisi pemerintah untuk membuat RAPBN yang diajukan lebih realistis. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi menegaskan jika tidak berhati-hati, tahun depan defisit anggaran Indonesia bisa lebih parah. "Jadi kita ini mesti lebih hati-hati dalam RAPBN. Besok ini pemerintah harus lebih realistis," ungkapnya. 

Ia menjelaskan, pemerintah harus mengonsolidasikan anggaran-anggaran yang tidak perlu. Caranya dengan pengurangan pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dikeluarkan, juga pengurangan kebutuhan-kebutuhan rutin. 

Pasalnya, menurutnya, defisit anggaran Indonesia sudah terlampau besar. Sofjan mematok angka defisit anggaran maksimal 3%. "Tidak boleh lebih dari 3%, karena sekarang kita sudah mencapai 2,2%-2,3%. Kita enggak bisa membayar pengeluaran rutin ini dengan pinjaman uang dari luar (negeri)," jelasnya. Ia bilang, pertumbuhan ekonomi yang harus dijaga jangan berdiri di atas pinjaman luar negeri karena membahayakan kondisi perekonomian Indonesia. 

Lebih lanjut, ia menyatakan jika pemerintah tidak perlu menambah utang. Dengan begitu, sisa dana dari belanja rutin yang dikurangi sebagian besar dapat dialihkan untuk sektor infrastruktur. Menurut Sofjan ada beberapa pos anggaran yang harus dipotong, yakni pos subsidi, pos anggaran rutin pegawai, dan pos perjalanan.

Sementara itu, mengenai pertumbuhan industri, Sofjan mematok angka 5,7%. "Angka itu paling tinggi. Saya takut sekali kalau pemerintah mengharapkan tinggi-tinggi, kenyataannya enggak betul," bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×