kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerimaan bea cukai di semester I Rp 86 triliun


Selasa, 13 Agustus 2013 / 15:23 WIB
Penerimaan bea cukai di semester I Rp 86 triliun
ILUSTRASI. Ikut Program IISMA 2022? Cek Daftar Universitas Terbaik Dunia Tujuan IISMA.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Meski nilai ekspor-impor Indonesia hingga semester pertama 2013 cenderung turun, hal itu tidak membuat penerimaan negara dari bea dan cukai jauh dari target.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat, hingga semester pertama 2013, realisasi penerimaan negara dari sektor bea dan cukai sudah mencapai Rp 86,65 triliun. 

Jika di rinci, dari total pendapatan bea dan cukai itu, sebesar Rp 17,36 triliun berasal dari bea masuk. Sementara dari sisi bea keluar, jumlah duit yang disedot negara mencapai Rp 8,7 triliun, dan penerimaan paling besar berasal dari sektor cukai yang mencapai 61,21 triliun.

Untuk penerimaan cukai, paling besar diperoleh dari cukai tembakau mencapai Rp 58,75 triliun atau 95,97% dari total pendapatan cukai. Sisanya berasal dari cukai minuman mengandung etil alkohol sebesar Rp 2,36 triliun, dan cukai etil alkohol sebesar Rp 0,89 triliun.

Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai, pada Kementerian Keuangan RI, Susiwijono Moegiarso mengatakan, target penerimaan bea dan cukai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013 sebesar Rp 153,15 triliun.

Jika dibandingkan dengan realisasi hingga akhir Juli ini, maka realisasi pemerintah baru mencapai sekitar 57,50%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target penerimaan bea dan cukai hingga Juli, baru sebesar 97% saja.

Susiwijono menjelaskan, hanya penerimaan dari sisi cukai saja yang mampu mencapai target. Bahkan, untuk cukai diperkirakan bisa melampaui target di tahun ini. Sebab, diperkirakan produksi rokok akan melonjak menjelang akhir tahun nanti, atau sepanjang semester dua ini.

Di sisi lain, untuk bea keluar dan bea masuk, hingga Juli baru mencapai target masing-masing 78,61% dan 96,61%. "Untuk penerimaan bea masuk dan keluar tidak mencapai target, namun melihat perkembangan ekonomi global, volume perdagangan, pertumbuhan, nilai tukar dan jika melihat trend nya, target hingga akhir tahun bisa tercapai," ujar Susiwijono.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, nilai impor dan ekspor memang tengah diseimbangkan untuk menjaga defisit neraca perdagangan tidak terlalu melebar. Salah satunya dengan menjaga jumlah impor terutama dari migas bisa ditekan. Akibatnya, dari sisi penerimaan bea masuk mengalami penurunan.

Untuk bea ekspor, Pemerintah memang tidak bisa berbuat banyak agar bisa mendongkrak pemasukan negara lebih tinggi lagi. Pasalnya, melambatnya perekonomian global membuat harga komoditas terutama yang menjadi andalan ekspor nasional ikut tertahan.

"Kalau kita bicara neraca perdagangan, maka sektor non migas sebetulnya sudah surplus. Kita hanya perlu menjaga di sisi neraca migas," kata Hatta. Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan di bulan Juni 2013 mengalami defisit sebesar US$ 0,85 miliar. Dengan rincian, nilai impor mencapai US$ 15,59 miliar, dan ekspor US$ 14,74 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×