Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
Ia mengatakan, pada saat Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Jokowi menyampaikan secara jelas kepada Anggota Kabinet yang hadir bahwa dunia global dalam keadaan yang kurang baik, sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang masih berlangsung ditambah dengan adanya perang Rusia-Ukraina.
"Ini memberikan dampak yang besar di berbagai sektor di dunia global dan juga berpotensi besar untuk berdampak pada Indonesia,” terang dia.
Baca Juga: Jokowi: Saya Kira Sudah Jelas, Pemilu akan Dilaksanakan 14 Februari 2024
Menurut Johnny, Presiden Jokowi secara tegas memerintahkan kepada jajaran kabinet agar memperhatikan dampak dari perang Rusia dan Ukraina. Terutama yang berkaitan dengan ketersediaan pangan dan harga pangan.
Hal ini karena dampak perang itu cukup besar kepada dunia global terkait dengan supply food, khususnya yang diproduksi di Rusia dan Ukraina dan harga-harganya.
Kemudian juga dampak terhadap ketersediaan bahan bakar atau energi dan harga bahan bakar yang juga berdampak pada Indonesia. "Sehingga diminta para menteri untuk fokus terhadap dua masalah itu,” tutur Johnny.
Menkominfo juga menyatakan, saat ini Pemerintah masih terus menangani pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Meskipun saat berbagai indikator sudah relatif menunjukkan angka yang lebih landai.
Ia menyebut, pandemi Covid-19 juga memberikan dampak multidimensional terhadap dunia global yang juga berimplikasi pada Indonesia.
Seperti misalnya disrupsi atau terganggunya supply chain yang mengakibatkan logistik semakin sulit yang akan berdampak juga pada ketersediaan dan distribusi berbagai komoditas di dunia, juga berdampak pada inflasi.
Johnny menilai banyak negara di dunia saat ini mengalami inflasi tinggi bahkan juga stagnasi atau dampak paling buruk dalam bidang perekonomian dengan situasi stagflasi.
Ia mencontohkan, Amerika Serikat (AS) dalam 40 tahun terakhir baru kali ini terjadi inflasi sebesar 7,9% yang tidak pernah terjadi dalam 40 tahun. Uni Eropa juga demikian sekitar 7%, bahkan Argentina dan Turki hampir 50% atau pada kisaran 50% tingkat inflasinya.
"Di Indonesia, perekonomian kita masih cukup resilient, di mana inflasi kita masih terkendali sesuai yang kita asumsikan dalam asumsi makro kita di kisaran 2% sampai 4%,” papar Johnny.