Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto buka suara soal penembakan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia beberapa waktu lalu.
Prabowo berharap ada investigasi terkait hal tersebut. Di satu sisi, Prabowo mengingatkan masyarakat untuk tidak mau ikut-ikut dalam penyaluran PMI ilegal.
"Kalau nyelundup ke negara asing risikonya negara asing akan bertindak. Jadi rakyat kita jangan mau dibohongi oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini, berjanji itu," ujar Prabowo usai menghadiri Rapim TNI-Polri di Jakarta Selatan, Kamis (30/1).
Baca Juga: PMI Ditembak di Malaysia, Puan Maharani Desak Aparat Segera Ambil Tindakan
Prabowo menambahkan, telah membahas mengenai hal itu dengan PM Malaysia Anwar Ibrahim secara garis besar saat pertemuan bilateral pada Senin (26/1).
"Ya kita waspada, kita ingatkan tapi kita juga yakin pihak Malaysia akan melaksanakan penyelidikan," ucap Prabowo.
Sebelumnya, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) mendorong transparansi dalam penanganan 5 pekerja migran Indonesia (PMI) yang ditembak di Selangor Malaysia.
Diketahui, 1 pekerja migran meninggal dan 4 pekerja migran lainnya luka berat.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PPMI) Abdul Kadir Karding menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya untuk PMI yang meninggal.
Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kedutaan besar Indonesia di Malaysia dan atase kepolisian untuk memperjelas koordinasi masalahnya.
"Jadi 1 orang meninggal, 4 orang sedang dirawat di rumah sakit yang berbeda," ungkap Karding ditemui di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/1).
Baca Juga: Kasus Penembakan 5 WNI, Cak Imin Minta Malaysia Usut Tuntas
Pemerintah juga melakukan koordinasi dengan otoritas di Malaysia agar bisa mendampingi penanganan jenazah maupun PMI yang dirawat di rumah sakit.
"Sekaligus kemungkinan ada proses hukum ke depan. Itu juga minta, kita akan berusaha menyiapkan, misalnya tim advokasi untuk mendampingi mereka," ujar Karding.
Terkait di dalam negeri, Karding sudah meminta jajarannya untuk memastikan seluruh keluarga PMI mengetahuinya.
Karding mengaku belum bisa kontak langsung belum dengan PMI tersebut karena belum dibolehkan dan masih dalam pengawasan Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APPM).
"Kita baru bisa diakses itu kalau tidak salah hari Rabu (29 Januari), Kamenlu baru dibukakan akses. Jadi kita menghormati proses yang ada dalam negeri mereka," ucap Karding.
Kementerian PPMI juga meminta Kementerian Luar Negeri untuk mendorong agar penegak hukum di Malaysia transparan mengenai penembakan tersebut.
Baca Juga: Pekerja Migran Indonesia Ditembak Aparat Malaysia, Ini Fakta Kasusnya
"Jadi terang benderang proses proses ini, sehingga jauh lebih baik," terang Karding.
Sebelumnya, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) mengonfirmasi insiden penembakan terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) pukul 03.00 WIB.
Akibat kejadian tersebut, satu PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka berat.
Selanjutnya: Sikapi Putusan MK Soal Klaim Asuransi, OJK Tekankan 3 Hal Ini untuk Industri Asuransi
Menarik Dibaca: KAI Ubah Sarana Sejumlah KA Mulai Besok, Ini Daftarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News